Kisah Rasul 26:20 - Kesaksian Paulus yang Menginspirasi

"Tetapi bertobatlah serta berbalik kepada Allah, dan perbuatlah pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu."

Ayat emas dari Kitab Kisah Para Rasul pasal 26 ayat 20 ini merupakan inti dari pesan Rasul Paulus kepada Raja Agripa dan para petinggi di Kaisarea. Pesan ini bukan sekadar nasihat, melainkan sebuah panggilan mendalam untuk sebuah perubahan hidup yang radikal, yang berakar pada pertobatan sejati dan diwujudkan dalam tindakan nyata.

Kisah ini terjadi pada momen krusial dalam kehidupan Paulus, ketika ia membela diri di hadapan pengadilan. Paulus, yang sebelumnya dikenal sebagai penganiaya jemaat Kristus, kini berdiri sebagai saksi utama Injil. Pengalamannya yang luar biasa dalam perjalanan menuju Damaskus, di mana ia bertemu langsung dengan Yesus yang bangkit, telah mengubah hidupnya secara total. Perubahan ini bukan hanya emosional atau intelektual, melainkan sebuah transformasi mendalam yang memengaruhi seluruh orientasi hidupnya.

Dalam pidatonya, Paulus merinci perjalanan rohaninya. Ia menceritakan bagaimana ia diperintahkan oleh Kristus untuk menjadi saksi bagi-Nya, untuk membuka mata orang-orang agar berbalik dari kegelapan kepada terang, dan dari kuasa Iblis kepada Allah. Frasa "bertobatlah serta berbalik kepada Allah" menekankan dua aspek penting dari pertobatan: penolakan terhadap dosa dan pengalihan diri sepenuhnya kepada Allah. Ini adalah sebuah keputusan sadar untuk meninggalkan cara hidup lama yang menjauhkan diri dari Tuhan, dan memilih untuk hidup dalam ketaatan dan kasih kepada-Nya.

Lebih dari sekadar penyesalan, pertobatan yang sejati haruslah disertai dengan "pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu." Ini berarti bahwa perubahan hati dan pikiran harus tercermin dalam tindakan sehari-hari. Buah dari pertobatan adalah perubahan karakter, sikap, dan perilaku. Bagi Paulus, ini berarti mendedikasikan seluruh sisa hidupnya untuk memberitakan Injil, melayani sesama, dan hidup sesuai dengan ajaran Kristus, bahkan dalam menghadapi kesulitan dan penganiayaan.

Kisah Rasul 26:20 memberikan kita sebuah pelajaran berharga tentang hakikat iman Kristen. Iman bukanlah sekadar keyakinan pasif, melainkan sebuah kekuatan transformatif yang menuntut respon aktif dari diri kita. Ketika kita mendengar dan menerima kabar baik tentang keselamatan dalam Kristus, panggilan untuk bertobat dan berbalik kepada Allah harus kita respon. Pertobatan adalah langkah awal yang krusial dalam perjalanan iman, sebuah keputusan untuk mengarahkan kembali seluruh hidup kita kepada tujuan yang lebih mulia.

Pesan ini tetap relevan hingga kini. Dalam dunia yang sering kali diliputi kebingungan dan nilai-nilai yang berubah, panggilan untuk bertobat dan berbalik kepada Allah adalah sebuah jangkar yang kokoh. Ini adalah undangan untuk menemukan kembali makna hidup, untuk hidup dalam terang kebenaran-Nya, dan untuk mewujudkan kasih-Nya melalui tindakan nyata. "Pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan" bisa berarti berbagai hal dalam kehidupan kita: kejujuran dalam pekerjaan, kasih sayang dalam keluarga, pelayanan dalam masyarakat, atau bahkan sekadar sikap rendah hati dan mengampuni. Apapun bentuknya, pekerjaan tersebut adalah bukti otentik dari perubahan hati yang telah terjadi.

Simbol pertobatan dan perubahan positif

Kisah Rasul 26:20 mengingatkan kita bahwa kesaksian yang paling kuat adalah kesaksian hidup. Ketika kita mengalami perubahan yang nyata berkat kuasa Allah, dan hidup kita memancarkan buah-buah pertobatan, maka kita menjadi saksi yang hidup bagi Injil. Pesan Paulus ini adalah sebuah undangan berkelanjutan bagi setiap orang untuk merefleksikan perjalanan rohani mereka, untuk terus menerus memperbaharui komitmen pertobatan, dan untuk hidup dalam persekutuan yang erat dengan Allah, mewujudkan kasih dan kebenaran-Nya di dunia.