Kisah Rasul 26:32
"Tetapi Agripa berkata kepada Paulus: 'Karena ini, bolehlah juga engkau membela diri.' Lalu Paulus mengulurkan tangannya dan mulai membela diri."
Kisah Rasul pasal 26 ayat 32 menyajikan sebuah momen krusial dalam perjalanan pelayanan Rasul Paulus. Ayat ini mengisahkan sebuah dialog singkat namun bermakna antara Raja Agripa II dan Paulus, di tengah persidangan yang dihadiri oleh para pejabat Romawi, perwira, dan tokoh-tokoh penting lainnya di Kaisarea. Momen ini menjadi titik balik yang memungkinkan Paulus untuk sekali lagi menyampaikan kesaksiannya tentang Yesus Kristus, bukan hanya sebagai tawanan, tetapi sebagai seorang yang memegang kebenaran dan memiliki kesempatan untuk berbicara.
Pada titik ini, Paulus telah berulang kali diadili, mulai dari Yerusalem, di hadapan Sanhedrin, Felix, dan kini di hadapan Agripa dan Festus. Namun, setiap kali, ia senantiasa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memberitakan Injil. Raja Agripa, yang memiliki otoritas atas urusan Yahudi dan dipandang sebagai sosok yang berpengetahuan luas mengenai hukum dan tradisi Yahudi, menjadi pendengar yang menarik. Dalam konteks persidangan tersebut, Agripa, setelah mendengarkan pembelaan Paulus yang begitu mengesankan dan penuh semangat, merasa bahwa Paulus tidak melakukan kesalahan yang pantas dihukum mati atau dipenjara. Pernyataan Agripa, "Karena ini, bolehlah juga engkau membela diri," merupakan pengakuan tersendiri atas hak Paulus untuk berbicara dan memberikan penjelasan.
Selanjutnya, respons Paulus sungguh luar biasa. Tanpa ragu, ia mengulurkan tangannya dan mulai membela diri. Tindakan ini bukan sekadar ritual hukum, melainkan sebuah kesempatan emas yang ia tangkap dengan penuh keyakinan. Ia tidak membuang waktu untuk membantah tuduhan yang dialamatkan kepadanya, melainkan menggunakan momen tersebut untuk menyoroti kebenaran Injil yang ia percayai dan hidupi. Pembelaan Paulus di hadapan Agripa kemudian dikenal sebagai salah satu pidato paling orisinal dan efektif dalam Kitab Suci, sebagaimana tercatat dalam Kisah Rasul 26:1-29.
Ayat 32 ini menunjukkan bagaimana keadilan, meskipun dalam konteks hukum manusia yang seringkali tidak sempurna, dapat membuka pintu bagi penyebaran firman Tuhan. Raja Agripa, yang meskipun pada akhirnya tidak sepenuhnya menerima Yesus sebagai Mesias, mengakui bahwa Paulus "hampir-hampir membujuk dia menjadi Kristen" (Kisah Rasul 26:28). Ini adalah bukti kekuatan kesaksian Paulus, yang didorong oleh Roh Kudus.
Kisah Rasul 26:32 mengingatkan kita akan pentingnya keberanian dalam bersaksi dan memanfaatkan setiap kesempatan yang diberikan Tuhan untuk menyebarkan kabar baik. Meskipun dihadapkan pada kesulitan dan penganiayaan, iman Paulus tidak pernah goyah. Ia senantiasa percaya bahwa ada rencana ilahi di balik setiap peristiwa, dan bahwa kebenaran akan selalu menemukan jalannya. Peristiwa ini juga menegaskan bahwa bahkan dalam situasi yang paling genting, Tuhan dapat bekerja melalui orang-orang yang tidak terduga, seperti Raja Agripa, untuk membuka jalan bagi penyebaran Injil. Dengan demikian, ayat ini menjadi sumber inspirasi bagi umat Kristen untuk tetap teguh dalam iman dan menjadi saksi Kristus di mana pun berada.