RA

Kisah Rasul 26:6 - Paulus Berbicara di Hadapan Raja Agripa

"Dan sekarang aku berdiri dihakimi karena pengharapan akan janji yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita,"

Kisah Para Rasul pasal 26 mencatat salah satu momen paling krusial dalam kehidupan Rasul Paulus: kesaksiannya di hadapan Raja Agripa II dan gubernur Festus. Dalam situasi yang penuh tekanan dan intrik politik, Paulus tidak gentar untuk menyatakan kebenaran Injil Yesus Kristus. Ayat keenam dari pasal ini, "Dan sekarang aku berdiri dihakimi karena pengharapan akan janji yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita," menjadi inti dari pembelaannya. Pernyataan ini sangat kuat karena menghubungkan imannya yang baru dengan warisan rohani bangsa Israel.

Paulus, seorang mantan penganiaya orang Kristen yang kemudian bertobat secara dramatis, kini berada di posisi yang tak terduga. Ia ditangkap dan diadili, bukan karena melakukan kejahatan konvensional, tetapi karena imannya kepada Yesus yang bangkit dan ajaran-Nya. Raja Agripa, seorang raja Yahudi yang memiliki pengetahuan tentang adat istiadat dan keyakinan Yahudi, menjadi audiens yang menarik bagi Paulus. Di hadapannya, Paulus tidak menyangkal masa lalunya yang kelam, melainkan menggunakannya untuk menekankan transformasinya.

Kata kunci "pengharapan akan janji yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita" adalah sebuah strategi retorika yang cerdas dari Paulus. Ia berusaha menunjukkan kepada pendengarnya, terutama orang Yahudi seperti Agripa, bahwa pewartaan tentang kebangkitan Kristus bukanlah ajaran asing atau sesat, melainkan penggenapan dari nubuat-nubuat dan janji-janji yang telah diberikan Allah sejak zaman Abraham, Ishak, dan Yakub. Perjanjian lama berbicara tentang kedatangan Mesias yang akan membawa keselamatan dan pemulihan. Bagi Paulus, Yesus adalah penggenapan janji itu.

Paulus kemudian melanjutkan penjelasannya, menceritakan tentang pengalamannya di jalan menuju Damaskus, di mana ia bertemu dengan Yesus yang bangkit. Ia menekankan bahwa inilah titik balik hidupnya dan sumber dari pengharapannya. Kebangkitan Kristus adalah fondasi utama iman Kristen. Jika Kristus tidak bangkit, maka pemberitaan para rasul, termasuk Paulus, sia-sia, dan iman orang percaya juga sia-sia. Namun, karena Kristus bangkit, pengharapan akan kehidupan kekal dan pengampunan dosa menjadi nyata bagi semua orang yang percaya.

Dalam konteks pengadilannya, Paulus tidak hanya membela diri, tetapi juga memberikan kesaksian yang penuh semangat. Ia menjelaskan bahwa ia dianiaya bukan karena mengingkari Taurat atau para nabi, tetapi justru karena ia menyatakan bahwa Mesias yang dijanjikan telah datang dalam diri Yesus dari Nazaret, dan bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ini adalah inti dari Injil yang ingin ia sampaikan. Meskipun ia menghadapi penolakan dan keraguan, Paulus tetap teguh dalam kesaksiannya, berharap bahwa kata-katanya akan menjangkau hati para pendengarnya dan membawa mereka kepada kebenaran. Kisah ini menunjukkan keberanian, hikmat, dan keteguhan iman seorang hamba Tuhan dalam menghadapi berbagai situasi.