Kisah Rasul 28:21 - Kisah Rasul 28:21

"Dan Paulus berkata kepada mereka: "Aku tidak pernah memohon daripada bangsa Yahudi supaya disiksa aku, demikianpun tidak daripada bangsa lain."

Kisah Rasul 28:21 mengawali sebuah narasi penting dalam pelayanan Rasul Paulus, khususnya saat ia berada di Roma. Ayat ini memberikan gambaran mengenai posisinya di hadapan para pemimpin Yahudi di sana, yang menunjukkan bahwa meskipun ia adalah seorang tawanan, ia tetap berusaha memberikan kesaksian dan penjelasan mengenai imannya. "Dan Paulus berkata kepada mereka: "Aku tidak pernah memohon daripada bangsa Yahudi supaya disiksa aku, demikianpun tidak daripada bangsa lain.""

Ayat ini seringkali disalahpahami jika dilihat secara terpisah dari konteksnya yang lebih luas dalam Kisah Para Rasul pasal 28. Sesungguhnya, Paulus sedang berada dalam tahanan di Roma, menunggu persidangan di hadapan Kaisar. Namun, ia tidak tinggal diam. Ia memanggil para pemimpin Yahudi setempat untuk menjelaskan situasi dan latar belakang dakwaan terhadapnya. Pernyataannya di ayat 21 ini menegaskan bahwa dirinya tidak pernah mencari permusuhan atau ingin menyusahkan bangsa Yahudi, apalagi memohon agar mereka disiksa.

Selama dua tahun penuh di Roma, Paulus tinggal di rumahnya sendiri dengan penjagaan seorang prajurit. Ia tidak terhalang untuk menerima siapa pun yang datang kepadanya. Ia dengan tak kenal lelah memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Yesus Kristus, baik kepada orang Yahudi maupun kepada bangsa-bangsa lain yang datang menemuinya. Keterbatasan fisik karena statusnya sebagai tawanan tidak membatasi semangatnya dalam menyebarkan Injil. Justru, ia menggunakan kesempatan ini untuk berdiskusi, berargumen, dan meyakinkan banyak orang tentang kebenaran firman Tuhan.

Dalam konteks ayat 21, Paulus ingin mengklarifikasi bahwa tuduhan-tuduhan yang mungkin sampai ke telinga para pemimpin Yahudi di Roma itu tidak berasal dari tindakannya yang mencari masalah atau ingin memprovokasi hukuman. Sebaliknya, ia selalu bersedia memberikan penjelasan dan membangun pemahaman. Ini mencerminkan sikapnya yang penuh kasih dan kebijaksanaan, bahkan di tengah situasi yang sulit.

Kisah Rasul 28:21 adalah pengingat bahwa para hamba Tuhan seringkali menghadapi kesalahpahaman dan tuduhan yang tidak adil. Namun, seperti Paulus, respons yang terbaik adalah dengan tetap teguh pada kebenaran, menjelaskan iman dengan jelas, dan terus memberitakan Injil tanpa gentar. Perjalanan Paulus ke Roma, meskipun melalui banyak kesulitan, justru menjadi puncak pelayanannya yang monumental, membuka jalan bagi penyebaran Injil ke jantung kekaisaran Romawi. Kisahnya mengajarkan kepada kita pentingnya ketekunan, kesabaran, dan kasih dalam menghadapi tantangan, serta kebesaran hikmat Tuhan yang sanggup mengubah kesulitan menjadi kesempatan.