Kisah Rasul 28:23 - Paulus di Roma

Maka setelah mereka menentukan suatu hari untuk Paulus, datanglah banyak orang ke tempat penginapannya. Mulai dari pagi sampai petang ia memberi kesaksian tentang Kerajaan Allah dan mencoba meyakinkan mereka tentang Yesus, baik dari hukum Musa maupun dari kitab para nabi.

PB

Simbol Pengajaran dan Keberanian.

Ayat ke-23 dari pasal 28 dalam Kitab Kisah Para Rasul membawa kita pada momen krusial dalam pelayanan Rasul Paulus. Setelah tiba di Roma sebagai tahanan, semangatnya untuk memberitakan Injil Kristus tidak pernah padam. Ia tidak membiarkan situasi yang menantangnya menghalangi tugas mulia yang telah dipercayakan Tuhan kepadanya. Justru sebaliknya, keadaan tersebut menjadi pintu bagi kesempatan yang lebih luas untuk menyebarkan Kabar Baik.

Dalam penahanan rumahnya di Roma, Paulus menunjukkan ketekunan dan kesabaran yang luar biasa. Ia mengundang orang-orang Yahudi di Roma untuk datang kepadanya. Ini bukan sekadar pertemuan biasa, melainkan sebuah wadah untuk kesaksian yang mendalam. Paulus memaparkan ajaran tentang Kerajaan Allah, sebuah tema sentral dalam pemberitaan Yesus Kristus. Ia dengan sabar dan teliti menjelaskan kebenaran-kebenaran ilahi, menggunakan Kitab Suci sebagai dasar argumennya. Ia merujuk pada hukum Musa dan kesaksian para nabi untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan.

Peristiwa ini menggambarkan metode pelayanan Paulus yang konsisten: dialog, penjelasan berdasarkan Kitab Suci, dan undangan untuk menerima kebenaran. Ia tidak memaksakan kehendak, tetapi dengan penuh kasih menawarkan pemahaman yang lebih mendalam tentang rencana keselamatan Allah. Keterbukaan Paulus untuk menerima siapapun yang datang, dari pagi hingga petang, menunjukkan betapa ia menghargai setiap jiwa dan betapa ia tidak kenal lelah dalam misi pemberitaannya. Meskipun dibatasi oleh situasi, jangkauannya justru menjadi lebih terfokus dan intens.

Kisah Rasul 28:23 menjadi pengingat penting bagi kita hari ini tentang pentingnya kesaksian yang berdasarkan Firman Tuhan. Keberanian Paulus, kesabarannya, dan kemampuannya untuk menggunakan Kitab Suci sebagai landasan ajaran adalah teladan yang tak ternilai. Dalam dunia yang penuh dengan berbagai pandangan dan ajaran, kembali merujuk pada kebenaran Alkitab adalah kunci untuk memahami dan membagikan iman kita dengan efektif. Ayat ini juga menunjukkan bahwa bahkan dalam kesulitan, Allah dapat membuka jalan bagi Injil untuk terus diberitakan dan menjangkau hati banyak orang.

Pengalaman Paulus di Roma, seperti yang dicatat dalam pasal ini, menekankan bahwa pemberitaan Injil adalah sebuah proses yang membutuhkan ketekunan, kebijaksanaan, dan ketergantungan pada Roh Kudus. Ia memberikan dirinya sepenuhnya, menginvestasikan waktu dan energinya untuk memberikan kesaksian yang menyeluruh. Ini bukan hanya sekadar menyampaikan informasi, melainkan upaya untuk meyakinkan orang lain tentang Yesus Kristus dan kebenaran Kerajaan Allah. Dengan demikian, pasal ini memberikan gambaran yang kuat tentang dedikasi seorang rasul yang setia dalam memenuhi panggilannya.