Kisah Rasul 28:22: Kabar Baik yang Ditolak

"Tetapi kami merasa perlu mendengar daripadamu, bagaimana pikiranmu, sebab tentang aliran ini, kita tahu bahwa di mana-mana orang pointed out bahwa orang menentangnya."

Aliran Baru Mereka Bicara Bertanya Mendengar Menentang

Kisah Para Rasul 28:22 mengemukakan sebuah momen penting dalam perjalanan para rasul, khususnya Paulus, saat berada di Roma. Frasa "Tetapi kami merasa perlu mendengar daripadamu, bagaimana pikiranmu, sebab tentang aliran ini, kita tahu bahwa di mana-mana orang pointed out bahwa orang menentangnya" menggambarkan sebuah percakapan yang terjadi di antara komunitas Yahudi di Roma. Ayat ini secara ringkas merangkum situasi kompleks yang dihadapi oleh ajaran Kristus dan para pengikutnya.

Dalam konteks ini, "aliran ini" merujuk pada gerakan Kekristenan awal yang masih dianggap baru dan seringkali disalahpahami oleh banyak orang, terutama oleh komunitas Yahudi yang lebih mapan. Para pemimpin Yahudi di Roma, meskipun mungkin memiliki beberapa keraguan atau pertanyaan, mengakui pentingnya mendapatkan informasi langsung dari Paulus. Mereka tidak hanya mendengar desas-desus atau laporan dari berbagai tempat, tetapi mereka ingin mendengar langsung dari sumbernya, yaitu Paulus, yang merupakan seorang tokoh kunci dalam penyebaran ajaran ini.

Pernyataan bahwa "di mana-mana orang pointed out bahwa orang menentangnya" menunjukkan betapa luasnya penolakan dan keberatan terhadap Kekristenan saat itu. Ajaran baru ini sering kali menimbulkan perpecahan, bukan hanya di antara orang non-Yahudi, tetapi juga di dalam komunitas Yahudi itu sendiri. Ada yang melihatnya sebagai penyimpangan dari tradisi nenek moyang, ada yang merasa terancam oleh klaim-klaim baru, dan ada pula yang sekadar tidak memahami esensi dari ajaran Kristus.

Meskipun demikian, keberanian dan keyakinan para rasul, termasuk Paulus, patut diacungi jempol. Mereka tidak gentar menghadapi penolakan dan kritik. Sebaliknya, mereka terus menyebarkan kabar baik tentang Yesus Kristus, dengan harapan dapat menjangkau hati dan pikiran banyak orang. Dalam ayat ini, ada sebuah keinginan untuk berdialog, meskipun latar belakangnya adalah adanya penentangan yang kuat.

Kisah Rasul 28:22 mengingatkan kita bahwa penyebaran ajaran yang benar seringkali tidak mudah. Akan ada banyak tantangan, kesalahpahaman, dan penolakan. Namun, penting untuk tetap teguh pada kebenaran dan terus berusaha berkomunikasi dengan jelas dan penuh kasih. Dialog, keterbukaan untuk mendengar, dan keberanian untuk berbicara adalah kunci dalam menghadapi situasi seperti yang digambarkan dalam ayat ini. Meskipun ajaran tersebut ditentang, para rasul tetap memiliki harapan dan keyakinan bahwa kabar baik itu pada akhirnya akan diterima dan mengubah kehidupan banyak orang.

Konteks historis saat Paulus tiba di Roma adalah sebagai tahanan. Namun, bahkan dalam kondisi tersebut, ia diberikan kesempatan untuk berbicara dan menjelaskan imannya kepada para pemimpin Yahudi. Ini menunjukkan bahwa, terlepas dari hambatan fisik atau sosial, misi penyebaran kabar baik tetap berjalan. Ayat ini menjadi bukti bahwa para pengikut Kristus tidak pernah berhenti berupaya untuk menjelaskan ajaran mereka, bahkan ketika menghadapi keberatan yang luas dan terorganisir.