Kisah Rasul 28:27 - Nubuat dan Penolakan

"Sebab hati bangsa ini telah menjadi tumpul, dan telinga mereka mendengar berat, dan mata mereka tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan mata dan mendengar dengan telinga dan mengerti dengan hati, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka."

Simbol apostel kuno

Ayat ini, yang dikutip oleh Rasul Paulus dari Yesaya 6:9-10, memuat makna mendalam tentang respon manusia terhadap pemberitaan Injil. Di tengah perjalanan pelayanan Paulus yang penuh tantangan, terutama saat ia berada di Roma, ia harus menghadapi kenyataan pahit bahwa tidak semua orang menerima pesan keselamatan yang ia bawa. Kisah Rasul 28:27 menjadi sebuah peringatan penting mengenai penolakan yang berulang dan terus-menerus terhadap kebenaran ilahi.

Ketika Rasul Paulus dibawa ke Roma, ia memberikan kesempatan bagi para pemimpin Yahudi setempat untuk mendengar tentang Kristus. Ia menjelaskan kebenaran Injil dengan sabar dan mendalam, merujuk pada Kitab Taurat dan para nabi. Namun, respons yang ia terima sungguh memprihatinkan. Sebagian dari mereka percaya, namun sebagian besar lainnya menolak dan mulai menyanggah perkataannya. Di sinilah Paulus mengutip perkataan nabi Yesaya, menegaskan bahwa penolakan ini bukanlah hal baru, melainkan pola yang sudah berulang dari generasi ke generasi.

Ayat ini bukan sekadar sebuah kutipan dari kitab suci kuno, melainkan sebuah gambaran tentang kondisi hati manusia yang bisa menjadi "tumpul", telinga yang "mendengar berat", dan mata yang "tertutup". Ini adalah deskripsi metaforis tentang ketidakmauan atau ketidakmampuan seseorang untuk menerima kebenaran, meskipun kebenaran itu disajikan dengan jelas. Penolakan semacam ini bukanlah karena kurangnya bukti atau ketidakjelasan pesan, melainkan karena adanya hambatan internal dalam diri penerima.

"Hati yang tumpul" menunjukkan ketidakpekaan emosional dan spiritual. "Telinga yang mendengar berat" menggambarkan kesulitan dalam memahami atau enggan mendengarkan, seolah-olah ada lapisan tebal yang menghalangi suara kebenaran. "Mata yang tertutup" menyiratkan ketidakmauan untuk melihat realitas spiritual atau kebenaran yang ditawarkan. Semua ini berujung pada kegagalan untuk "mengerti dengan hati, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka". Dengan kata lain, penolakan terhadap kebenaran ilahi menghalangi seseorang untuk menerima pemulihan dan keselamatan yang ditawarkan oleh Tuhan.

Kisah Rasul 28:27 mengajarkan kita bahwa pelayanan Injil seringkali disambut dengan campuran penerimaan dan penolakan. Sebagai pemberita kabar baik, kita dipanggil untuk terus menyampaikan pesan dengan setia, sambil menyadari bahwa respons akhir ada di tangan setiap individu dan di dalam kedaulatan Tuhan. Penting untuk tidak berkecil hati oleh penolakan, melainkan terus mengasihi dan berdoa bagi mereka yang hatinya masih tertutup, semoga mereka suatu saat dapat melihat, mendengar, dan berbalik kepada Sang Penyembuh sejati. Pesan ini tetap relevan hingga kini, mengingatkan kita akan pentingnya keterbukaan hati dalam menerima Firman Tuhan.