Ayat ke-28 dari pasal 28 Kitab Kisah Para Rasul menandai sebuah titik penting dalam narasi mengenai penyebaran Injil. Ayat ini muncul di akhir perjalanan Rasul Paulus yang panjang dan penuh tantangan. Setelah berabad-abad lamanya, kabar baik tentang Yesus Kristus tidak lagi terbatas pada bangsa Yahudi, melainkan mulai menjangkau seluruh penjuru dunia yang dikenal pada masa itu. Konteks ini sangatlah krusial untuk memahami makna mendalam dari ayat ini.
Paulus, sebagai seorang Rasul bagi bangsa-bangsa lain, telah melalui berbagai macam penderitaan, termasuk penganiayaan, pencambukan, bahkan kapal karam. Perjalanannya ke Roma, yang merupakan pusat kekaisaran Romawi, adalah puncak dari upaya kerasnya untuk memberitakan Kristus. Meskipun menghadapi banyak hambatan, semangatnya tidak pernah padam. Kisah 28:28 merangkum esensi dari semangat dan tujuan misinya.
Pernyataan "keselamatan Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa lain" menegaskan sifat universal dari pesan Injil. Sebelum kedatangan Kristus, keselamatan dalam pengertian perjanjian Allah seringkali dikaitkan secara khusus dengan umat pilihan-Nya, yaitu bangsa Israel. Namun, melalui pengorbanan Yesus Kristus, pintu keselamatan terbuka lebar bagi siapa saja yang percaya, tanpa memandang latar belakang suku, bangsa, atau status sosial.
Ayat ini juga menyoroti aspek proaktif dari penyebaran kabar baik. Bukan hanya pasif diterima, tetapi secara aktif "disampaikan". Ini mencerminkan tugas para rasul dan semua orang percaya untuk menjadi agen penyebar Injil ke seluruh dunia. Keselamatan yang dianugerahkan Allah bukanlah sesuatu yang harus disimpan sendiri, melainkan harus dibagikan agar orang lain juga dapat merasakannya.
Frasa "dan mereka akan mendengarkannya" menunjukkan keyakinan penuh akan keberhasilan penyebaran kabar baik. Meskipun tidak semua orang akan menerima pesan tersebut, namun ada janji bahwa akan selalu ada orang yang mau mendengarkan dan merespon. Hal ini memberikan harapan dan dorongan bagi para penginjil untuk terus bekerja, mengetahui bahwa ada buah yang akan dihasilkan.
Perjalanan Paulus di Roma, di mana ia tinggal selama dua tahun di rumah sewanya sambil memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus dengan segala keberanian, tanpa merasa terhalang (Kisah 28:30-31), adalah bukti nyata dari firman yang diucapkan di ayat 28. Terlepas dari statusnya sebagai tahanan, Paulus terus memberitakan Injil. Kisah ini menginspirasi generasi demi generasi untuk tidak gentar dalam membagikan iman mereka, bahkan di tengah kesulitan.
Kisah Rasul 28:28 bukan hanya catatan sejarah, tetapi juga sebuah mandat dan janji yang terus relevan hingga hari ini. Di dunia yang semakin terhubung, pesan keselamatan Allah memiliki potensi untuk menjangkau lebih banyak orang daripada sebelumnya. Kita dipanggil untuk melanjutkan estafet pemberitaan Injil, menggunakan segala sarana yang tersedia, dengan keberanian dan keyakinan yang sama seperti para rasul.
Memahami ayat ini mengingatkan kita bahwa iman Kristen bersifat inklusif dan missioner. Ada jutaan orang di luar sana yang belum pernah mendengar tentang kasih dan pengampunan yang ditawarkan melalui Yesus Kristus. Maka, marilah kita menjadi bagian dari kisah penyebaran kabar baik yang tak pernah berhenti, "keselamatan Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa lain, dan mereka akan mendengarkannya."