Kisah Rasul 28:4 - Ular Menggigit Paulus

"Ketika orang-orang barbar itu melihat ular itu menggantung di tangan Paulus, berkatalah mereka seorang kepada yang lain: "Orang ini pasti seorang pembunuh, yang lolos dari laut, tetapi keadilan tidak membiarkannya hidup."

Ilustrasi Paulus digigit ular di Pulau Malta

Kisah yang diceritakan dalam Kitab Kisah Para Rasul pasal 28, ayat 4, adalah momen dramatis yang menunjukkan ketahanan dan keyakinan rasul Paulus di tengah situasi yang berbahaya. Setelah mengalami badai dahsyat dan kapal yang membawanya terdam, Paulus dan para penumpang lainnya terdam di sebuah pulau yang tidak dikenal. Penduduk pulau, yang digambarkan sebagai "orang-orang barbar," ternyata menunjukkan kebaikan dan keramahan yang luar biasa dengan menyalakan api untuk menghangatkan mereka yang kedinginan dan basah kuyup.

Di tengah keramaian di dekat api unggun, ketika Paulus sedang memungut ranting-ranting kayu dan melemparkannya ke dalam api, seekor ular berbisa, yang muncul karena panas api, melilit tangannya. Tindakan ular itu, menggigit Paulus, tentu saja menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran bagi semua orang yang menyaksikan. Momen ini sangat menegangkan, dan secara alami memicu reaksi dari penduduk pulau yang menyaksikan kejadian tersebut.

Ayat yang menjadi sorotan ini menggambarkan reaksi spontan penduduk pulau. Mereka, yang tidak mengenal Paulus dan latar belakangnya, langsung berasumsi bahwa ia adalah seorang penjahat yang pantas menerima hukuman. Kalimat mereka, "Orang ini pasti seorang pembunuh, yang lolos dari laut, tetapi keadilan tidak membiarkannya hidup," mencerminkan pandangan dunia mereka yang mungkin melihat kejadian luar biasa seperti ini sebagai tanda dari dewa atau takdir yang menghukum orang bersalah. Mereka mengaitkan gigitan ular itu dengan kejahatan yang mungkin telah dilakukan Paulus, menganggapnya sebagai bentuk keadilan ilahi yang menyusulnya meskipun ia telah selamat dari amukan lautan.

Namun, kisah ini tidak berakhir di situ. Apa yang terjadi selanjutnya justru menjadi saksi kebesaran iman Paulus dan kuasa yang menyertainya. Alih-alih menunjukkan tanda-tanda keracunan atau kelemahan, Paulus justru mengguncangkan ular itu kembali ke dalam api dan tidak mengalami celaka sedikit pun. Peristiwa ini tentu sangat mengejutkan para penduduk pulau. Keadilan yang mereka yakini akan menghakimi Paulus, malah berbalik menjadi bukti kekuatan yang luar biasa. Mereka kemudian mengubah pandangan mereka, menganggap Paulus sebagai dewa, sebuah pemahaman yang keliru namun menunjukkan perubahan drastis dalam persepsi mereka.

Kisah Rasul 28:4 ini lebih dari sekadar narasi tentang gigitan ular. Ini adalah gambaran tentang bagaimana iman, keberanian, dan keyakinan dapat diuji dalam situasi yang paling ekstrem. Ini juga menunjukkan bagaimana prasangka dapat terbentuk, namun kebenaran dan realitas yang sebenarnya seringkali mampu mengubah persepsi secara radikal. Peristiwa ini menjadi salah satu dari banyak tanda yang menyertai pelayanan Paulus, menguatkan otoritasnya dan memberikan kesaksian yang kuat bagi mereka yang menyaksikan.