Kisah Rasul 4:15

"Tetapi setelah mereka melihat bahwa mereka tidak dapat berbuat apa-apa terhadap mereka, mereka pergi, sambil memuji Allah karena apa yang telah terjadi."

Kasih & Perlindungan

Kisah Rasul 4:15 mencatat sebuah momen penting dalam perjalanan para rasul setelah mengalami penganiayaan dari otoritas agama pada masa itu. Setelah Petrus dan Yohanes dengan berani memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus di hadapan Mahkamah Agama, mereka diancam dan diperintahkan untuk tidak berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus. Namun, para rasul tidak gentar. Mereka berani menjawab, "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: patuh kepada kamu atau patuh kepada Allah. Kami tidak dapat tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar."

Ayat 15 kemudian mengungkapkan reaksi para pemimpin agama tersebut. Mereka menyadari bahwa mereka tidak memiliki argumen yang kuat untuk membantah kebenaran dan keberanian yang ditunjukkan oleh Petrus dan Yohanes. Keteguhan iman para rasul, ditambah dengan fakta bahwa orang yang disembuhkan di gerbang Bait Allah adalah bukti yang tak terbantahkan, membuat para pemimpin agama itu terdiam dan tidak mampu berbuat apa-apa lagi untuk menghentikan mereka secara langsung pada saat itu. Alih-alih menghadapi perlawanan lebih lanjut atau membuat situasi semakin buruk, mereka memilih untuk mundur.

Yang menarik adalah respons para rasul setelah pertemuan yang menegangkan itu. Mereka tidak kembali dengan rasa takut atau putus asa. Sebaliknya, mereka "pergi, sambil memuji Allah karena apa yang telah terjadi." Pujian ini menunjukkan dua hal penting: pertama, mereka memuji Allah atas perlindungan-Nya. Meskipun diancam, mereka tetap dibebaskan dan tidak mengalami kekerasan fisik lebih lanjut. Kedua, mereka memuji Allah atas kesempatan yang diberikan untuk bersaksi. Setiap tantangan, setiap ancaman, bahkan penganiayaan, dilihat sebagai sarana untuk semakin memperkuat dan menyebarkan Injil. Ini adalah gambaran iman yang luar biasa, yang mampu melihat kebaikan dan tujuan ilahi bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun.

Kisah ini memberikan pelajaran berharga bagi kita. Pertama, tentang pentingnya kesaksian yang berani dan jujur tentang iman kita. Sebagaimana Petrus dan Yohanes, kita dipanggil untuk tidak takut menyuarakan kebenaran, bahkan ketika menghadapi penolakan atau kesulitan. Kedua, kisah ini mengajarkan kita untuk memiliki perspektif ilahi dalam menghadapi masalah. Alih-alih mengeluh atau menyerah, kita diajak untuk mencari tangan Tuhan dalam setiap keadaan dan memuji-Nya atas penyertaan-Nya. Keberanian para rasul bukanlah keberanian dari diri sendiri, melainkan keberanian yang timbul dari keyakinan yang teguh kepada Allah yang mereka layani.

Semangat dan keteguhan hati yang diperlihatkan oleh para rasul ini menjadi teladan abadi bagi gereja di sepanjang zaman. Kisah Rasul 4:15 mengingatkan kita bahwa ketika kita setia kepada panggilan Tuhan, Dia akan memberikan hikmat, keberanian, dan pada akhirnya, kemenangan. Kemampuan untuk memuji Allah di tengah badai adalah tanda iman yang dewasa, yang memandang melampaui kesulitan duniawi dan bersukacita dalam kasih dan kuasa-Nya yang kekal.