"Mereka sangat terganggu oleh ajaran mereka, bahwa mereka memberitakan orang banyak dan memberitakan bahwa Yesus itu, yang oleh mereka telah dibangkitkan dari antara orang mati."
Ayat Kisah Para Rasul 4:2 menggambarkan momen krusial dalam sejarah awal gereja Kristen. Setelah mukjizat penyembuhan orang lumpuh di Gerbang Indah Bait Allah oleh Petrus dan Yohanes, mereka kemudian berkhotbah tentang kuasa dan kebangkitan Yesus Kristus. Kebenaran yang mereka sampaikan, terutama tentang kebangkitan fisik dari kematian, menjadi inti pesan Injil dan membawa dampak besar bagi banyak orang yang mendengarnya. Ribuan orang percaya dan bergabung dengan jemaat. Namun, pesan ini juga menimbulkan reaksi keras dari para pemimpin agama Yahudi pada masa itu.
Para rasul, dengan keberanian yang dianugerahkan oleh Roh Kudus, tidak gentar untuk terus bersaksi tentang Yesus. Mereka memahami bahwa kebangkitan Kristus bukan sekadar peristiwa sejarah, melainkan fondasi dari seluruh iman Kristen. Kebangkitan-Nya membuktikan klaim-Nya sebagai Anak Allah, mengalahkan maut, dan memberikan harapan kehidupan kekal bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Ajaran ini secara fundamental menantang otoritas dan pandangan dunia para pemuka agama Saduki dan Farisi, yang tidak percaya pada kebangkitan.
Kutipan "Mereka sangat terganggu oleh ajaran mereka" menyoroti konflik yang muncul. Para pemimpin Yahudi merasa terancam oleh ajaran para rasul karena dua alasan utama: pertama, ajaran tentang kebangkitan Yesus mematahkan argumen mereka yang menolak kebangkitan secara umum. Kedua, pertumbuhan pesat jumlah pengikut Yesus mengancam posisi dan pengaruh mereka di kalangan umat. Mereka khawatir bahwa ajaran baru ini akan mengacaukan tatanan sosial dan keagamaan yang sudah ada.
Kisah ini menunjukkan pola yang terus berulang dalam sejarah gereja: kebenaran Injil seringkali menimbulkan penolakan dari dunia yang belum mengenal Kristus. Namun, para rasul tetap teguh. Mereka lebih mendengarkan Allah daripada manusia, dan mereka mengetahui bahwa pesan kebangkitan adalah kekuatan sejati yang dapat mengubah kehidupan dan memberikan keselamatan. Sikap para rasul menjadi teladan bagi umat Kristen sepanjang masa untuk tetap berani dalam mewartakan Injil, meskipun menghadapi kesulitan atau pertentangan.
Lebih lanjut, Kisah Para Rasul 4:2 mengingatkan kita akan pentingnya fokus pada kebangkitan Kristus dalam pemberitaan iman. Tanpa kebangkitan, iman Kristen menjadi sia-sia (1 Korintus 15:14). Oleh karena itu, kisah ini menegaskan kembali sentralitas kebangkitan sebagai bukti kemenangan Kristus dan dasar pengharapan kita. Pengaruh positif yang ditimbulkan oleh pemberitaan para rasul, yang membawa banyak orang kepada iman, adalah bukti nyata dari kuasa Allah yang bekerja melalui hamba-hamba-Nya.
Mari kita merenungkan keberanian para rasul ini dan membiarkan kebenaran kebangkitan Kristus menginspirasi kita untuk menjadi saksi-Nya yang setia di dunia saat ini. Kebenaran ini tidak hanya mengganggu mereka yang menolaknya, tetapi juga membawa pemulihan dan kehidupan baru bagi mereka yang menerimanya.
Pelajari lebih lanjut tentang Kisah Para Rasul di sini.