Perjuangan Iman dan Pertumbuhan Awal

Kisah Rasul 4-6

"Kemudian, setelah Petrus dan Yohanes selesai berbicara, banyak orang percaya kepada Tuhan, lalu bertambah banyaklah jumlah laki-laki orang percaya itu, kira-kira lima ribu orang." (Kisah Para Rasul 4:4)

Dimulainya Penganiayaan

Kisah Para Rasul pasal 4 membuka lembaran baru yang penuh tantangan bagi gereja mula-mula. Setelah mukjizat penyembuhan orang lumpuh di Gerbang Indah Bait Allah yang dilakukan oleh Petrus dan Yohanes, mereka dihadapkan pada para pemimpin agama Yahudi, tua-tua, dan ahli Taurat. Para rasul dengan berani menyatakan bahwa penyembuhan itu terjadi demi nama Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati. Namun, para pemimpin ini merasa terancam oleh ajaran dan kuasa yang menyertai para rasul. Mereka melihat ajaran tentang kebangkitan Yesus sebagai ancaman terhadap otoritas dan tradisi mereka.

Petrus dan Yohanes dipenjara semalam suntuk. Keesokan harinya, mereka diadili di hadapan Mahkamah Agama (Sanhedrin). Di sana, Petrus, yang dipenuhi Roh Kudus, memberikan kesaksian yang kuat tentang Yesus, menyatakan bahwa "Keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." Pernyataan ini membuat para pemimpin terkejut, karena mereka mengenali keberanian Petrus dan Yohanes, serta mengetahui bahwa mereka adalah orang-orang biasa yang tidak berpendidikan. Mereka tidak dapat menyangkal bukti mukjizat yang telah dilihat banyak orang.

Persatuan dan Ketaatan kepada Tuhan

Meskipun diperintahkan untuk berhenti berbicara tentang Yesus, para rasul menjawab dengan tegas, "Silakan kamu putuskan manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab kami tidak dapat berhenti berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar." Keberanian ini semakin menginspirasi jemaat. Setelah dibebaskan, mereka berkumpul kembali dengan jemaat lainnya dan berdoa, memohon keberanian untuk terus memberitakan firman Tuhan. Tuhan menjawab doa mereka dengan menggerakkan tempat mereka berkumpul dan memenuhi mereka semua dengan Roh Kudus, sehingga mereka dapat berbicara firman Tuhan dengan keberanian.

Pasal 4 juga menggambarkan indahnya persekutuan jemaat. Orang-orang percaya yang memiliki harta benda menjualnya dan hasilnya dibagikan kepada semua orang yang berkekurangan. Ini adalah gambaran nyata dari kasih persaudaraan yang mendalam, di mana kepemilikan pribadi tunduk pada kebutuhan bersama demi pertumbuhan Injil.

Kehidupan Gereja dan Tantangan Baru

Masuk ke pasal 5, kita melihat bagaimana kuasa Tuhan bekerja melalui para rasul, bahkan hingga menimbulkan ketakutan dan kekaguman di kalangan jemaat dan masyarakat. Mukjizat-mukjizat besar terus terjadi, dan semakin banyak orang, baik laki-laki maupun perempuan, yang percaya dan bergabung dengan gereja. Namun, kekayaan dan pertumbuhan ini juga membawa ujian baru. Kisah Ananias dan Safira menjadi peringatan keras tentang pentingnya kejujuran dan integritas di hadapan Tuhan dan sesama. Mereka menjual tanah, tetapi menyembunyikan sebagian hasil penjualannya sambil mengaku memberikan seluruhnya. Kematian mendadak mereka menunjukkan keseriusan Tuhan terhadap kemunafikan dalam persekutuan-Nya.

Meskipun ada tantangan internal, tekanan dari luar terus meningkat. Para rasul ditangkap lagi dan dipenjara. Namun, Tuhan dengan ajaib membebaskan mereka melalui campur tangan malaikat. Ketika mereka kembali mengajar di Bait Allah, para pemimpin agama terkejut dan marah. Dalam pengadilan kedua, seorang guru Taurat bernama Gamaliel memberikan nasihat bijak agar para pemimpin tidak tergesa-gesa menghukum para rasul. Ia mengingatkan mereka bahwa jika pekerjaan para rasul itu berasal dari manusia, maka pekerjaan itu akan lenyap dengan sendirinya, tetapi jika berasal dari Allah, maka para pemimpin akan mendapati diri mereka melawan Allah.

Meski sempat dicambuk, para rasul keluar dari Mahkamah Agama dengan sukacita karena dianggap layak menderita demi nama Yesus. Mereka terus mengajar dan memberitakan Injil Yesus Kristus, baik di Bait Allah maupun dari rumah ke rumah, tanpa henti. Kisah Rasul 4-6 ini adalah potret awal yang memukau tentang bagaimana gereja, yang didirikan di atas dasar iman kepada Kristus dan dipimpin oleh Roh Kudus, menghadapi berbagai rintangan, penganiayaan, dan ujian, namun terus bertumbuh dan menyebarkan berita keselamatan dengan penuh keberanian dan kasih.