Kisah Rasul 4:8

Maka Petrus, penuh dengan Roh Kudus, berkata kepada mereka: "Hai pemimpin-pemimpin umat dan orang-orang yang terpandang,

Petrus Berbicara Penuh Kuasa

Kisah yang dicatat dalam kitab Para Rasul pasal 4, ayat 8, adalah momen krusial dalam kehidupan para pengikut Yesus Kristus pasca kebangkitan-Nya. Ayat ini memperkenalkan sebuah adegan di mana Petrus, yang dikenal sebagai salah satu rasul terdekat Yesus, berdiri di hadapan para pemimpin agama Yahudi, termasuk anggota Sanhedrin. Mereka adalah otoritas yang memegang kekuasaan spiritual dan hukum pada masa itu, dan merekalah yang baru saja menyidangkan dan bahkan memerintahkan para rasul untuk berhenti berbicara tentang Yesus.

Namun, apa yang terjadi selanjutnya sungguh luar biasa. Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa Petrus, "penuh dengan Roh Kudus," berbicara kepada mereka. Frasa "penuh dengan Roh Kudus" bukanlah sekadar ungkapan biasa. Ini menandakan sebuah pengisian ilahi, sebuah kekuatan yang melampaui kemampuan manusiawi biasa. Dalam konteks ini, Roh Kudus memberikan keberanian, hikmat, dan otoritas yang tidak dapat ditandingi oleh siapapun di hadapan Petrus.

Bayangkan situasinya: Petrus dan Yohanes baru saja menyembuhkan seorang pengemis lumpuh di Gerbang Indah Bait Allah, sebuah mukjizat yang menarik perhatian banyak orang. Kemudian, mereka ditangkap dan dibawa ke hadapan para pemimpin yang sudah merasa terancam oleh ajaran tentang kebangkitan Yesus. Mereka diperhadapkan pada pertanyaan yang sarat dengan jebakan: "Dengan kekuatan manakah atau dalam nama siapakah kamu berbuat demikian?" (Kisah Para Rasul 4:7).

Dalam situasi seperti ini, kebanyakan orang akan merasa takut, gugup, atau bahkan mencoba menyangkal. Namun, Petrus, diisi oleh Roh Kudus, tidak gentar sedikit pun. Ia menatap mata para pemimpin yang penuh kekuasaan itu dan dengan tegas menyatakan kebenaran. Ayat ini menjadi simbol keberanian luar biasa yang diberikan oleh iman yang teguh dan penyertaan ilahi. Petrus tidak berbicara dari pengetahuannya sendiri, melainkan dari wahyu dan dorongan Roh Kudus yang mendiaminya.

Pesan yang disampaikan Petrus kemudian dalam pasal ini sangatlah kuat. Ia mengaitkan penyembuhan pengemis itu sepenuhnya dengan kuasa Yesus Kristus yang telah bangkit. Ia dengan berani menyatakan bahwa hanya dalam nama Yesus saja ada keselamatan. Ini adalah pernyataan iman yang radikal di tengah permusuhan. Keberanian Petrus menjadi teladan bagi setiap orang percaya sepanjang zaman, menunjukkan bahwa ketika kita diisi dan dipimpin oleh Roh Kudus, kita dapat menghadapi tantangan, penganiayaan, dan penolakan dengan keyakinan dan integritas.

Kisah rasul 4:8 bukan hanya sekadar catatan sejarah, tetapi juga panggilan bagi kita. Pertanyaannya adalah, apakah kita siap untuk berbicara kebenaran dengan keberanian ketika dihadapkan pada situasi yang menantang iman kita? Apakah kita memohon dan berserah pada pimpinan Roh Kudus agar kita pun dapat memiliki keberanian seperti Petrus untuk bersaksi tentang Kristus, bahkan ketika itu tidak populer atau sulit?

Penyertaan Roh Kudus adalah karunia yang tersedia bagi semua orang percaya. Ia memberikan kekuatan untuk hidup kudus, hikmat untuk membuat keputusan yang benar, dan keberanian untuk menghadapi dunia. Kisah Petrus ini mengingatkan kita bahwa iman yang hidup tidak pernah pasif; ia bertindak dan berbicara, didorong oleh kuasa ilahi yang tak terbatas.