Simbol Injil

Kisah Rasul 5:10 - Iman yang Tak Tergoyahkan

"Dan ketika mereka hampir dipukul, ia berkata kepada mereka: "Sesudah kamu ini, akan datang seorang penolong lagi bagimu, supaya ia jangan sampai ke dalam pengadilanmu, dan kamu pun akan sampai ke tempatmu."

Awal Perjuangan Para Rasul

Kitab Kisah Para Rasul mencatat dengan detail perjalanan para murid Yesus Kristus setelah kenaikan-Nya ke surga. Periode awal gereja dipenuhi dengan keberanian, mukjizat, dan tentu saja, tantangan. Para rasul, yang sebelumnya adalah nelayan sederhana, pengumpul pajak, dan pribadi biasa, kini menjadi pembawa kabar baik yang penuh kuasa Roh Kudus. Mereka tidak gentar menghadapi otoritas agama dan sipil yang berusaha membungkam ajaran mereka.

Ananias dan Safira: Ujian Kejujuran

Salah satu peristiwa yang paling dramatis dalam Kisah Para Rasul pasal 5 adalah kisah Ananias dan Safira. Pasangan suami istri ini menjual tanah milik mereka dan berjanji untuk memberikan seluruh hasilnya kepada para rasul untuk menopang kebutuhan jemaat. Namun, mereka diam-diam menahan sebagian dari hasil penjualan itu, sambil mengaku telah memberikan seluruhnya. Tindakan ini dianggap sebagai kebohongan terhadap Roh Kudus, dan akibatnya, keduanya jatuh mati. Peristiwa ini menunjukkan keseriusan Tuhan dalam hal integritas dan kejujuran di dalam jemaat-Nya.

Para Rasul di Hadapan Mahkamah Agama

Menyusul peristiwa tragis Ananias dan Safira, para rasul justru semakin berani memberitakan Injil di halaman Bait Allah. Hal ini membuat para imam kepala dan seluruh anggota Mahkamah Agama (Sanhedrin) geram. Mereka memerintahkan agar para rasul ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Sangat mungkin bahwa niat mereka adalah untuk mengadili dan menghukum para rasul atas perbuatan "kekacauan" yang mereka ciptakan. Para pemimpin agama Yahudi melihat ajaran para rasul sebagai ancaman terhadap tradisi dan otoritas mereka.

Mukjizat Pembebasan yang Luar Biasa

Namun, kekuasaan manusia tidak berdaya di hadapan kuasa Ilahi. Pada malam harinya, pintu penjara terbuka sendiri, dan malaikat Tuhan datang membebaskan para rasul. Malaikat itu memerintahkan mereka untuk berdiri kembali di Bait Allah dan memberitakan seluruh perkataan hidup itu kepada seluruh orang. Ini adalah perintah yang sangat berani, mengingat bahwa mereka baru saja ditangkap dan dijebloskan ke penjara karena memberitakan hal yang sama.

Pesan Keberanian dan Pengharapan

Ketika fajar menyingsing, para anggota Mahkamah Agama berkumpul, siap untuk menghakimi para rasul. Namun, mereka terkejut mendapati bahwa penjara kosong. Lebih mengejutkan lagi, ketika mereka mencari, mereka diberitahu bahwa para rasul sedang berdiri teguh di halaman Bait Allah, melanjutkan pelayanan mereka. Hal ini membuat seluruh Mahkamah Agama terdiam dan kebingungan.

Dalam konteks inilah ayat Kisah Para Rasul 5:10 menjadi relevan. Walaupun teks ini lebih sering merujuk pada perkataan Yesus kepada murid-murid-Nya ( Yohanes 14:16), semangatnya sangat terasa dalam keberanian para rasul di hadapan Mahkamah Agama ini. Mereka tidak merasa sendirian dalam menghadapi ancaman. Mereka tahu bahwa setelah keberadaan mereka, akan ada penolong lain yang dijanjikan oleh Tuhan, yaitu Roh Kudus, yang akan terus membimbing, menguatkan, dan membela mereka.

Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya iman yang teguh di tengah kesulitan. Para rasul, meskipun menghadapi ancaman hukuman, tidak mundur. Mereka percaya pada janji Tuhan dan tahu bahwa kebenaran akan menang. Semangat keberanian dan pengharapan yang ditunjukkan oleh para rasul dalam pasal ini, dan yang diperkuat oleh janji "penolong" yang dikemudian hari digenapi, menjadi teladan bagi setiap orang percaya di sepanjang zaman. Iman yang murni dan tindakan yang jujur di hadapan Tuhan adalah pondasi yang tak tergoyahkan dalam perjalanan rohani kita.