"Allah Bapa kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu salibkan dan kamu bunuh."
Ayat kunci dalam Kisah Para Rasul 5:30 ini adalah sebuah pernyataan tegas yang diucapkan oleh para rasul di hadapan Mahkamah Agama Yahudi. Dalam momen yang penuh tekanan dan ancaman, Petrus dan rasul-rasul lainnya tidak gentar. Mereka dengan berani menegaskan kebenaran yang menjadi inti iman Kristen: kebangkitan Yesus Kristus dari kematian.
Kisah ini terjadi setelah para rasul melakukan banyak mukjizat dan memberitakan Injil dengan kuasa Roh Kudus. Ajaran mereka menarik banyak orang dan menimbulkan kegemparan di Yerusalem. Hal ini tentu saja mengusik otoritas para pemimpin agama Yahudi yang merasa terancam oleh pengaruh para rasul. Mereka menangkap Petrus dan rasul-rasul lainnya, bahkan melemparkan mereka ke dalam penjara.
Namun, campur tangan ilahi terjadi. Malaikat Tuhan membuka pintu penjara dan mengeluarkan mereka. Ketika pagi tiba, para pemimpin agama terkejut mendapati penjara kosong dan para rasul kembali mengajar di Bait Allah. Mereka kemudian ditangkap lagi dan dibawa menghadap Mahkamah Agama.
Di hadapan pengadilan yang penuh permusuhan inilah, Petrus dan rasul-rasul lainnya berdiri teguh. Ketika diperintahkan untuk tidak lagi berbicara atau mengajar dalam nama Yesus, Petrus menjawab dengan tegas, "Lebih utama taat kepada Allah daripada kepada manusia." (Kisah Para Rasul 5:29). Dan ayat yang menjadi fokus kita, Kisah Rasul 5:30, adalah alasan utama di balik keberanian mereka.
Pernyataan "Allah Bapa kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu salibkan dan kamu bunuh" bukan sekadar pengakuan iman, melainkan sebuah tuduhan dan kesaksian. Para rasul secara gamblang menunjuk pada fakta bahwa Yesus, yang telah dibunuh oleh tangan mereka (para pemimpin agama Yahudi), kini telah dibangkitkan oleh kuasa Allah. Ini adalah bukti paling kuat bahwa Yesus adalah Anak Allah, dan segala yang Ia ajarkan adalah kebenaran.
Kebangkitan Yesus adalah fondasi dari seluruh ajaran Kristen. Tanpa kebangkitan, kematian Yesus di kayu salib hanya akan menjadi tragedi yang sia-sia. Namun, kebangkitan membuktikan kemenangan-Nya atas dosa dan maut, membuka jalan bagi keselamatan bagi semua yang percaya. Pernyataan para rasul ini menantang para pendengarnya untuk menghadapi kebenaran yang menyakitkan: mereka telah menolak dan membunuh Mesias yang dijanjikan, tetapi Allah telah memulihkan-Nya.
Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya keberanian dalam kesaksian iman, bahkan di tengah-tengah penganiayaan. Para rasul, yang baru saja dilepaskan dari penjara oleh intervensi ilahi, tidak ragu-ragu untuk menyatakan kebenaran tentang kebangkitan Kristus. Mereka tahu bahwa otoritas tertinggi ada pada Allah, dan perintah-Nya harus ditaati di atas segalanya. Kisah Rasul 5:30 terus bergema sebagai pengingat akan kuasa Allah yang mampu membangkitkan kehidupan dari kematian, dan sebagai panggilan bagi kita untuk menjadi saksi-Nya.