Kisah Rasul 5:38

Kisah Para Rasul 5:38 - Nasihat Bijak dari Gamaliel

"Dan sekarang juga, firman-Ku kepadamu: jauhilah orang-orang ini, biarkanlah mereka, sebab jika rencana atau pekerjaan ini berasal dari manusia, maka rencana ini akan gagal. Tetapi jika rencana atau pekerjaan ini berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat membinasakannya. Awas, supaya jangan kamu berontak melawan Allah."

Kisah Para Rasul pasal 5, ayat 38, merupakan momen krusial dalam sejarah awal Kekristenan. Ayat ini mencatat nasihat bijak yang diberikan oleh seorang Farisi terkemuka bernama Gamaliel kepada Mahkamah Agama Yahudi (Sanhedrin). Pada saat itu, para rasul seperti Petrus dan Yohanes baru saja dihadapkan pada ancaman serius dari para pemimpin agama karena pemberitaan mereka tentang Yesus Kristus. Mereka telah ditangkap, dicambuk, dan diperintahkan untuk tidak lagi berbicara atau mengajar atas nama Yesus. Namun, para rasul dengan teguh menjawab, "Lebih baik kita taat kepada Allah daripada kepada kamu."

Menghadapi keteguhan para rasul dan pengaruh mereka yang semakin meluas di kalangan masyarakat, para pemimpin agama menjadi semakin marah dan berniat membunuh mereka. Di tengah ketegangan itulah Gamaliel bangkit. Ia meminta agar para rasul diberi waktu untuk sementara waktu, dan kemudian ia menyampaikan argumennya yang sangat logis dan diperhitungkan.

Gamaliel tidak secara eksplisit membela ajaran para rasul, tetapi ia mengajak para anggota Mahkamah Agama untuk berpikir jernih dan tidak bertindak gegabah. Ia mengingatkan mereka akan dua contoh sejarah yang serupa. Pertama, ia menyebutkan Teudas, yang mengangkat diri sebagai seorang tokoh penting dan berhasil mengumpulkan pengikutnya. Namun, Teudas akhirnya dibunuh, dan semua pengikutnya tercerai-berai dan lenyap tanpa bekas. Kedua, ia menyebutkan Yudas orang Galilea, yang muncul pada masa pendaftaran penduduk dan juga menarik banyak orang untuk mengikutinya. Namun, ia pun binasa, dan orang-orang yang mengikutinya tersebar.

Dari contoh-contoh ini, Gamaliel menarik sebuah kesimpulan yang brilian: jika gerakan yang dipimpin oleh Yesus dan para rasulnya adalah murni hasil rekayasa manusia, maka seperti Teudas dan Yudas, gerakan tersebut pasti akan runtuh dan menghilang dengan sendirinya. Tidak perlu para pemimpin agama untuk menggunakan kekerasan atau membinasakannya secara paksa. Waktu dan dinamika sosial akan membuktikannya.

Namun, di sisi lain, Gamaliel memberikan peringatan keras. Ia berkata, "Tetapi jika rencana atau pekerjaan ini berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat membinasakannya. Awas, supaya jangan kamu berontak melawan Allah." Nasihat ini sangat mendalam. Gamaliel menyarankan agar para pemimpin agama tidak memposisikan diri mereka sebagai penentang ilahi. Ia menyadarkan mereka akan kemungkinan bahwa apa yang sedang terjadi mungkin memiliki campur tangan dari Tuhan sendiri. Jika itu memang berasal dari Allah, maka setiap upaya untuk melawannya adalah tindakan bunuh diri spiritual dan hanya akan membawa kehancuran bagi para pelakunya.

Nasihat Gamaliel ini terbukti menjadi titik balik yang signifikan. Mahkamah Agama, meskipun tidak senang, mengikuti sarannya. Mereka memanggil kembali para rasul, mencambuk mereka, dan sekali lagi memerintahkan mereka untuk tidak berbicara dalam nama Yesus. Namun, alih-alih patuh, para rasul keluar dari sidang itu dengan sukacita karena mereka dianggap layak menderita penghinaan demi nama Yesus. Dan seperti yang diprediksi oleh Gamaliel, pemberitaan Injil terus berkembang pesat. Kisah Para Rasul 5:38 menjadi bukti nyata akan hikmat yang bisa muncul bahkan dari kalangan yang skeptis, dan menjadi pengingat abadi bahwa segala sesuatu yang benar-benar berasal dari Allah tidak akan pernah bisa dibinasakan oleh kekuatan manusia.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai kisah rasul-rasul dan ajaran mereka, Anda dapat mengunjungi situs-situs tepercaya yang membahas Alkitab atau studi teologi.