Kisah Rasul 8:22 - Bertobatlah dari Kejahatanmu

"Sebab itu hendaklah engkau bertobat dari kejahatanmu ini dan minta ampunlah kepada Tuhan, mungkin Ia akan mengampuni maksud hatimu." (Kisah Para Rasul 8:22)

Kisah yang diceritakan dalam Kitab Kisah Para Rasul, khususnya pada pasal 8 ayat 22, memberikan sebuah momen refleksi yang mendalam tentang pertobatan dan belas kasihan Tuhan. Ayat ini muncul dalam konteks pertemuan antara Rasul Petrus dan seorang pria bernama Simon, seorang ahli sihir yang terkesan dengan tanda-tanda ajaib yang dilakukan oleh para rasul, terutama dalam pelayanan Roh Kudus.

Simon, yang sebelumnya dikenal dengan kekuatan sihirnya, melihat bagaimana para rasul dapat memberikan karunia Roh Kudus melalui penumpangan tangan. Terpesona oleh kuasa yang ditampilkan, Simon menawarkan uang kepada Petrus dan Yohanes, berharap dapat membeli kemampuan untuk memberikan Roh Kudus. Tawaran ini menunjukkan kesalahpahaman mendasar tentang hakekat anugerah Tuhan; ia berpikir bahwa karunia ilahi dapat dibeli dengan harta duniawi.

Dalam menghadapi situasi ini, Petrus dengan tegas menolak tawaran Simon. Bukan hanya menolak, tetapi Petrus juga menegur Simon dengan keras. Teguran ini tidak bersifat menghakimi secara permanen, melainkan sebuah panggilan untuk kesadaran dan perubahan. Ayat 22 menjadi inti dari teguran tersebut, sebuah pesan yang sangat kuat dan relevan bagi setiap individu yang pernah menyimpang dari jalan kebenaran.

Kata-kata "Sebab itu hendaklah engkau bertobat dari kejahatanmu ini" adalah seruan yang lugas. Petrus mengidentifikasi tindakan Simon—menawarkan uang untuk membeli karunia ilahi—sebagai sebuah kejahatan. Istilah "kejahatan" di sini merujuk pada sikap hati yang egois, kesombongan, dan usaha untuk memanipulasi kuasa ilahi demi keuntungan pribadi. Simon tidak memahami bahwa anugerah Tuhan diberikan secara cuma-cuma kepada mereka yang percaya, bukan sebagai kompensasi atas kekayaan atau jasa.

Lebih dari sekadar mengakui kesalahan, Petrus menekankan pentingnya "minta ampunlah kepada Tuhan." Pertobatan sejati melibatkan pengakuan dosa kepada Tuhan dan permohonan pengampunan. Ini adalah langkah penting dalam memulihkan hubungan yang rusak dengan Sang Pencipta. Simon didorong untuk bukan hanya berhenti dari perbuatan jahatnya, tetapi juga untuk secara aktif mencari pengampunan dari sumber segala pengampunan.

Bagian terakhir dari ayat ini, "mungkin Ia akan mengampuni maksud hatimu," memberikan secercah harapan. Kata "mungkin" tidak menunjukkan keraguan pada kemampuan Tuhan untuk mengampuni, melainkan menekankan bahwa pengampunan itu bergantung pada ketulusan hati dan kebenaran pertobatan yang dilakukan. Tuhan melihat hati. Jika Simon benar-benar menyesal dan memiliki niat untuk berubah, ada kemungkinan besar Tuhan akan menerima pertobatannya dan mengampuni motif tersembunyi di balik tindakannya.

Kisah Simon dan teguran Petrus ini menjadi pengingat abadi bahwa kuasa Tuhan tidak dapat dibeli atau dipaksakan. Anugerah-Nya tersedia bagi semua orang yang datang dengan hati yang hancur dan bertobat. Pesan dari Kisah Para Rasul 8:22 terus bergema, mengajak kita untuk memeriksa hati kita sendiri, menjauhi segala bentuk keegoisan dan kesombongan spiritual, serta senantiasa mencari pengampunan dan belas kasihan Tuhan.