Kisah Rasul 8:37 - Kesaksian Iman yang Mengharukan

"Jawab Filipus: 'Jika tuan percaya dengan segenap hatimu, boleh."

Ayat dari Kisah Para Rasul 8:37 ini sering kali menjadi fokus dalam pembicaraan mengenai baptisan dan pengakuan iman. Ayat ini muncul dalam narasi percakapan antara Filipus, seorang diakon dan penginjil, dengan seorang sida-sida dari Ethiopia yang sedang membaca Kitab Yesaya. Sida-sida tersebut, yang sedang dalam perjalanan pulang setelah beribadah di Yerusalem, menemukan makna mendalam dalam bacaannya dan bertanya kepada Filipus tentang siapa yang dimaksud oleh nabi dalam kitab tersebut.

Ini adalah momen krusial di mana iman pribadi diuji dan diteguhkan. Filipus tidak hanya menjelaskan bagian Kitab Suci, tetapi ia menginjilkan Yesus kepadanya. Perjalanan spiritual sida-sida ini mencapai puncaknya ketika ia melihat ada air di sepanjang perjalanan mereka. Ia kemudian mengajukan permohonan yang begitu tulus dan sarat makna: "Lihat, di sini ada air. Apakah halangannya jika aku dibaptis?"

Jawaban Filipus yang tercatat dalam ayat 37, "Jawab Filipus: 'Jika tuan percaya dengan segenap hatimu, boleh'," menunjukkan dua hal penting. Pertama, bahwa baptisan bukan sekadar ritual formal, melainkan sebuah tindakan yang didasari oleh keyakinan pribadi yang mendalam. Filipus menekankan pentingnya "segenap hatimu" – sebuah pengakuan iman yang menyeluruh dan tulus, bukan sekadar ucapan di bibir. Ini menyiratkan bahwa iman yang sejati mencakup seluruh aspek kehidupan seseorang, hatinya, pikirannya, dan kehendaknya.

Kedua, ayat ini menggarisbawahi bahwa baptisan adalah sebuah konsekuensi dan tanda dari iman yang telah tertanam di dalam hati. Ketika sida-sida itu menyatakan pemahamannya tentang Yesus Kristus sebagai Anak Allah, Filipus melihat bahwa ia siap untuk melangkah lebih jauh dalam komitmennya. Persetujuan Filipus untuk membaptisnya "jika tuan percaya dengan segenap hatimu" adalah pengakuan bahwa iman yang tulus membuka jalan bagi pembaptisan sebagai tanda lahir baru dan penerimaan ke dalam persekutuan orang percaya.

Kisah ini begitu indah karena menggambarkan bagaimana Injil menjangkau berbagai lapisan masyarakat, bahkan hingga ke wilayah yang jauh seperti Ethiopia. Sida-sida itu, yang mungkin berasal dari latar belakang yang berbeda, menemukan kebenaran dalam Yesus. Permohonannya yang lugas dan jawaban Filipus yang tegas namun penuh kasih menciptakan gambaran tentang bagaimana penginjilan dan pembaptisan seharusnya terjadi. Kisah Rasul 8:37 mengajarkan kita bahwa iman yang tulus adalah fondasi yang kokoh, dan ketika iman itu ada, jalan untuk mengekspresikannya melalui tindakan-tindakan komitmen seperti baptisan terbuka lebar. Ini adalah pengingat yang kuat tentang pentingnya keyakinan hati dalam perjalanan iman setiap orang.