"Dan Filipus pergi ke sebuah kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada mereka."
Kisah Para Rasul 8:5 membawa kita pada momen penting dalam penyebaran Injil setelah pencurahan Roh Kudus di Yerusalem. Peristiwa ini terjadi tidak lama setelah penganiayaan hebat yang menimpa gereja mula-mula di Yerusalem, yang memaksa para pengikut Kristus untuk tercerai-berai ke berbagai daerah. Namun, di balik tragedi penganiayaan, tersimpan benih penyebaran kabar baik yang tak ternilai. Salah satu tokoh yang menjadi sorotan dalam peristiwa ini adalah Filipus, salah seorang dari tujuh diaken yang dipilih untuk melayani di gereja Yerusalem.
Filipus, yang sebelumnya telah menyaksikan dan terlibat dalam pekerjaan ajaib, termasuk mengusir roh-roh jahat dan menyembuhkan orang sakit di Yerusalem, kini diutus oleh Roh Tuhan untuk pergi ke sebuah kota di Samaria. Samaria adalah wilayah yang secara historis memiliki hubungan yang kompleks dengan bangsa Yahudi. Orang Samaria adalah keturunan dari suku-suku Israel Utara yang tersisa setelah kerajaan Israel terpecah, dan mereka memiliki tradisi keagamaan mereka sendiri, yang berbeda namun memiliki kesamaan dengan Yudaisme. Secara sosial dan religius, ada jurang pemisah yang mendalam antara orang Yahudi dan Samaria, seringkali disertai dengan permusuhan dan prasangka.
Dalam konteks ini, tindakan Filipus yang pergi ke Samaria untuk memberitakan Mesias adalah sebuah terobosan yang signifikan. Ini menunjukkan bahwa pesan Injil Kristus tidak terbatas pada kelompok etnis atau geografis tertentu. Tuhan sengaja membimbing Filipus ke tempat yang mungkin dianggap "tidak pantas" atau "sulit" oleh banyak orang Yahudi pada masa itu. Filipus tidak datang untuk menghakimi atau membedakan, melainkan untuk menyampaikan berita keselamatan, yaitu tentang Yesus Kristus sebagai Mesias yang dinanti-nantikan.
Ketika Filipus tiba di kota Samaria, ia mulai memberitakan Mesias kepada mereka. Kata "memberitakan" dalam konteks ini menyiratkan lebih dari sekadar menyampaikan informasi; ini adalah sebuah proklamasi yang penuh kuasa, yang disertai dengan ajaran, kesaksian, dan kemungkinan besar, juga tanda-tanda serta mukjizat yang Tuhan lakukan melalui dirinya. Ini adalah kelanjutan dari misi yang telah dimulai oleh Yesus sendiri, yang telah memerintahkan para murid-Nya untuk menjadi saksi-Nya "sampai ke ujung bumi". Samaria menjadi salah satu "ujung" pertama yang terjangkau di luar batas-batas Yerusalem.
Respon penduduk Samaria terhadap pemberitaan Filipus sungguh luar biasa. Kitab Kisah Para Rasul mencatat bahwa banyak orang memberikan perhatian kepada apa yang diucapkan Filipus. Mereka mendengarkan dengan sungguh-sungguh, dan hasilnya adalah kesembuhan bagi banyak orang yang sakit dan diliputi roh-roh jahat. Keberhasilan ini tidak datang dari kekuatan atau karisma Filipus sendiri, melainkan dari kuasa Roh Kudus yang bekerja melalui dia, menguatkan pesannya dan memulihkan kehidupan orang-orang yang mendengarkan. Ini adalah bukti nyata bahwa kasih dan keselamatan Allah terbuka bagi semua orang, tanpa memandang latar belakang mereka. Kisah Filipus di Samaria menjadi gambaran indah tentang bagaimana iman Kristen seharusnya bersifat inklusif dan menyebar melampaui batas-batas yang diciptakan oleh manusia.