Ayat Lukas 17:35 sering kali dikutip dalam konteks akhir zaman dan kedatangan Tuhan. Ayat ini menggambarkan sebuah skenario yang mengejutkan namun penuh makna: dua orang yang melakukan pekerjaan yang sama, dalam situasi yang identik, namun memiliki nasib yang berbeda. Yang seorang akan dibawa, dan yang lain akan ditinggalkan. Gambaran ini menekankan sifat kedatangan Tuhan yang bisa datang kapan saja, bahkan di tengah rutinitas kehidupan sehari-hari.
Implikasi dari ayat ini sangat mendalam. Ini bukan tentang perbedaan status sosial, kekayaan, atau pencapaian duniawi. Sebaliknya, pemisahan ini tampaknya didasarkan pada kondisi hati dan kesiapan spiritual seseorang. Dalam konteks yang lebih luas dalam Injil Lukas, terutama pada pasal-pasal sebelumnya yang membahas tentang kesaksian, iman, dan pertobatan, ayat ini menjadi pengingat kuat akan pentingnya menjaga hubungan yang benar dengan Tuhan.
Konsep "dibawa" dan "ditinggalkan" dapat diinterpretasikan dalam berbagai cara, namun sering kali dihubungkan dengan konsep pengangkatan (rapture) atau penghakiman. Intinya adalah adanya pemisahan yang tegas antara mereka yang siap menyambut kedatangan Tuhan dan mereka yang belum siap. Kehidupan sehari-hari, meskipun penting, tidak boleh membuat kita lalai terhadap panggilan rohani dan persiapan untuk kekekalan.
Pesan yang terkandung dalam Lukas 17:35 adalah panggilan untuk senantiasa waspada. Kita hidup di dunia yang penuh kesibukan, terkadang membuat kita lupa akan prioritas yang sebenarnya. Ayat ini mengingatkan kita untuk memeriksa hati kita, memelihara iman kita, dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Kesamaan dalam tindakan tidak menjamin kesamaan dalam hasil akhir, jika kondisi hati dan hubungan dengan Sang Pencipta berbeda.
Oleh karena itu, ayat ini menginspirasi kita untuk tidak hanya sibuk dengan pekerjaan jasmani, tetapi juga dengan pekerjaan rohani. Ini adalah tentang ketaatan, iman, dan kesiapan. Perbandingan dengan pekerjaan gilingan menunjukkan bahwa kesiapan itu tidak eksklusif bagi orang-orang tertentu, melainkan berlaku bagi semua orang, di mana pun mereka berada dan apa pun yang mereka lakukan. Mari kita jadikan ayat ini sebagai mercusuar untuk terus menerus mengoreksi diri, mendekatkan diri kepada Tuhan, dan memastikan bahwa kita adalah bagian dari mereka yang akan dibawa, bukan ditinggalkan.