"Dan di dalam rumah ibadat itu ada seorang laki-laki yang kerasukan setan roh jahat. Tiba-tiba ia berseru dengan suara keras: 'Auzubillahiminasyaitonirojim! Biis
(Teks ayat di atas adalah terjemahan dari Injil Lukas 4:33, menggambarkan momen kuat ketika Yesus berhadapan dengan kehadiran roh jahat.)
Ayat Lukas 4:33 menceritakan sebuah peristiwa yang sangat menggugah di rumah ibadat. Kehadiran Yesus membawa sebuah demonstrasi kuasa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Di tengah-tengah jemaat yang berkumpul untuk beribadah, muncullah seorang pria yang kerasukan roh jahat. Roh jahat tersebut, melalui mulut pria itu, mengakui siapa Yesus sebenarnya. Pengakuan ini bukan sekadar pengakuan nama, melainkan pengakuan akan otoritas dan kekudusan-Nya, bahkan dari sumber yang paling tidak diharapkan.
Dalam tradisi Yahudi, rumah ibadat (sinagoge) adalah tempat sakral untuk mempelajari Taurat dan berdoa. Suasana yang seharusnya tenang dan damai seketika terusik oleh teriakan roh jahat yang keluar dari tubuh seseorang. Namun, perhatikan bagaimana Yesus merespons. Dia tidak terkejut, tidak gentar, bahkan tidak berdebat dengan roh itu. Sebaliknya, dengan otoritas ilahi yang melekat pada diri-Nya, Yesus memerintah roh jahat itu untuk keluar dari orang itu. "Diamlah dan keluarlah dari padanya!" Firman-Nya singkat namun penuh kuasa.
Respon dari roh jahat itu sangat dramatis. Alkitab mencatat bahwa roh itu melemparkan orang itu ke tengah-tengah, lalu keluar dari padanya tanpa melukainya lebih lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa kuasa roh jahat, meskipun tampak menakutkan dan mengendalikan, pada dasarnya tunduk pada kuasa Yesus. Kehadiran Yesus membawa pembebasan dan pemulihan. Kata-kata-Nya memiliki daya yang mampu mematahkan belenggu dosa dan kejahatan. Ini adalah janji universal: di mana ada kuasa Yesus, di sana ada kebebasan.
Peristiwa di Lukas 4:33 bukan hanya sekadar narasi kuno tentang kesembuhan. Ayat ini adalah pengingat yang kuat tentang sifat sejati Yesus dan misi-Nya di bumi. Dia datang untuk membebaskan tawanan, untuk menaklukkan kuasa kegelapan, dan untuk memulihkan martabat manusia yang telah direnggut oleh dosa dan pengaruh roh jahat. Kuasa yang ditunjukkan Yesus saat itu adalah bukti bahwa Dia adalah Sang Mesias yang dinantikan, yang memiliki otoritas atas segala sesuatu, termasuk alam roh.
Bagi kita hari ini, kisah ini menawarkan harapan. Terlepas dari tantangan dan perjuangan spiritual yang mungkin kita hadapi, kuasa Yesus tetaplah sama. Kata-kata-Nya dalam Alkitab, Injil yang kita dengar, dan kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan kita adalah manifestasi dari kuasa ilahi yang sama. Ketika kita menghadapi kegelapan, ketakutan, atau godaan, kita dapat berpaling kepada Yesus, mengetahui bahwa Dia memiliki kuasa untuk membebaskan dan memperlengkapi kita. Lukas 4:33 mengundang kita untuk mempercayai dan berserah pada otoritas-Nya yang menyelamatkan.
Pesan dari ayat ini bergema hingga kini, mengingatkan kita akan siapa Yesus dan apa yang dapat Dia lakukan. Dia adalah Juruselamat yang berkuasa, yang dapat mengatasi segala bentuk belenggu.