Lukas 4:39

Dan Ia berdiri di atasnya serta melarang demam itu, lalu demam itu hilang dari perempuan itu, dan perempuan itu bangun seketika itu juga, lalu melayani Dia.

Simbol penyembuhan dan pemulihan

Kisah penyembuhan ibu mertua Petrus yang dicatat dalam Injil Lukas pasal 4 ayat 39 adalah salah satu gambaran paling kuat tentang kuasa ilahi Yesus Kristus. Kejadian ini terjadi di Kapernaum, sebuah kota di tepi Danau Galilea, yang menjadi pusat pelayanan Yesus di wilayah itu. Ayat ini tidak hanya menceritakan sebuah mukjizat, tetapi juga mengungkapkan beberapa aspek penting tentang sifat pelayanan Yesus dan dampaknya bagi orang-orang di sekitar-Nya.

Ayat tersebut secara ringkas namun dramatis menggambarkan bagaimana Yesus, sesampainya di rumah Simon Petrus, melihat mertua perempuan itu terbaring karena demam berat. Tanpa ragu, Yesus mendekati, berdiri di atasnya, dan memerintahkan demam itu untuk pergi. Perintah Yesus bersifat otoritatif, seolah-olah Ia berbicara kepada kekuatan alam yang memiliki kesadaran dan harus patuh. Reaksi segera dari demam tersebut, yang hilang seketika, menunjukkan sifat langsung dan total dari intervensi ilahi-Nya.

Yang paling menakjubkan dari kisah ini adalah respon dari perempuan yang baru saja disembuhkan. Begitu demamnya hilang, ia tidak hanya menjadi sehat, tetapi ia juga "bangun seketika itu juga, lalu melayani Dia." Tindakan melayani ini adalah bukti nyata dari kesembuhannya. Ini bukan sekadar pemulihan fisik, tetapi juga pengembalian kemampuan untuk berkontribusi dan menunjukkan rasa terima kasih. Dalam konteks budaya saat itu, melayani tamu adalah bentuk penghormatan dan pelayanan yang signifikan.

Kisah Lukas 4:39 memberikan kita beberapa pelajaran berharga. Pertama, kuasa penyembuhan Yesus adalah absolut dan instan. Ia tidak memerlukan ramuan, waktu berproses, atau pengorbanan tertentu; cukup dengan firman-Nya, penyakit dan penderitaan lenyap. Kedua, pelayanan Yesus bukan hanya tentang menghilangkan penderitaan, tetapi juga tentang memulihkan martabat dan kemampuan seseorang untuk hidup sepenuhnya. Perempuan itu tidak hanya bebas dari rasa sakit, tetapi juga diberi kekuatan untuk kembali beraktivitas, menunjukkan bahwa kesehatan sejati mencakup pemulihan total.

Selain itu, momen ini juga menyoroti sikap Petrus dan keluarganya. Mereka membawa Yesus ke rumah mereka, mengundang-Nya masuk, dan tampaknya mereka menyadari kebutuhan akan intervensi-Nya. Hal ini menunjukkan keterbukaan mereka terhadap karya Allah. Kesaksian tentang mukjizat ini tentu saja menyebar dan menjadi salah satu dasar bagi pengakuan orang-orang terhadap Yesus sebagai Mesias yang berkuasa.

Dalam konteks spiritual yang lebih luas, mukjizat ini adalah bayangan dari pemulihan yang lebih besar yang ditawarkan Kristus kepada umat manusia – pemulihan dari dosa dan kematian. Sama seperti Ia memerintahkan demam untuk pergi, Ia juga memiliki kuasa untuk menghapuskan dosa dan memberikan kehidupan kekal. Kisah Lukas 4:39 terus menginspirasi kita untuk percaya pada kuasa penyembuhan dan pemulihan Tuhan, tidak hanya dalam hal fisik, tetapi juga dalam aspek emosional, spiritual, dan relasional.