"Dan seluruh orang banyak yang mendengar itu, dan orang-orang adakahal membenarkan Allah, sesudah dibaptis oleh Yohanes."
Ayat Lukas 7:29 menawarkan sebuah gambaran yang kuat tentang bagaimana kebenaran ilahi dapat menyentuh hati manusia. Ayat ini mencatat sebuah momen penting dalam pelayanan Yohanes Pembaptis, di mana respon masyarakat terhadap pesannya adalah sebuah pengakuan akan kebenaran Allah.
Dalam konteks Injil Lukas, ayat ini muncul setelah Yesus berbicara tentang Yohanes Pembaptis, menegaskan perannya sebagai utusan yang dipersiapkan Allah untuk membuka jalan bagi kedatangan Sang Mesias. Yesus menyebut Yohanes sebagai nabi, bahkan lebih dari nabi. Pernyataan Yesus ini memberikan bobot signifikan pada kesaksian dan pelayanan Yohanes.
Ketika kita merenungkan "Dan seluruh orang banyak yang mendengar itu, dan orang-orang adakahal membenarkan Allah, sesudah dibaptis oleh Yohanes," kita melihat dampak yang transformatif dari penyampaian kebenaran. Yohanes tidak hanya menyampaikan firman, tetapi juga mengajak orang untuk bertobat dan menerima baptisan sebagai tanda lahir baru. Tindakan ini bukan sekadar ritual, melainkan sebuah ungkapan komitmen batin untuk meninggalkan dosa dan berbalik kepada Allah.
Reaksi "seluruh orang banyak" yang "membenarkan Allah" menunjukkan bahwa mereka tidak hanya sekadar mendengarkan kata-kata, tetapi mengalami pengenalan yang mendalam akan kesucian dan kebenaran Allah yang disampaikan melalui Yohanes. Ini adalah pengakuan yang lahir dari hati yang tergerak oleh Roh Kudus. Mereka melihat bagaimana ajaran dan kehidupan Yohanes mencerminkan otoritas ilahi, dan sebagai hasilnya, mereka memuliakan Allah.
Fenomena "membenarkan Allah" ini memiliki makna yang luas. Ini bisa berarti mengakui kebenaran perkataan-Nya, mengakui keadilan-Nya dalam menghakimi dosa, atau mengakui kuasa-Nya dalam menciptakan pemulihan. Dalam kasus ini, ini adalah pengakuan yang paling mungkin mencakup semua aspek tersebut. Orang banyak menyadari bahwa Allah itu benar, adil, dan berkuasa untuk membawa perubahan dalam hidup mereka.
Lebih lanjut, penyebutan "sesudah dibaptis oleh Yohanes" menekankan pentingnya ketaatan pada perintah ilahi. Baptisan Yohanes adalah persiapan, sebuah langkah iman yang menunjukkan kesediaan untuk masuk dalam pemulihan yang lebih besar yang akan dibawa oleh Yesus. Tindakan ini menjadi katalisator bagi pengakuan iman mereka.
Dalam kehidupan kita saat ini, ayat ini tetap relevan. Ajaran-ajaran ilahi, baik yang disampaikan melalui Firman Tuhan maupun melalui kesaksian orang-orang beriman, memiliki potensi untuk menyentuh hati kita. Ketika kebenaran disampaikan dengan integritas dan kuasa Roh Kudus, respon yang seharusnya adalah sebuah pengakuan dan pemuliaan terhadap Allah. Ini bukan tentang kekaguman pada pembicara, melainkan tentang penyerahan diri pada kebenaran yang lebih besar.
Dampak dari kebenaran sejati adalah transformasi. Seperti orang banyak di masa Yohanes, kita dipanggil untuk merespon kebenaran Allah dengan hati yang terbuka, bersedia untuk bertobat dari kesalahan kita, dan membenarkan Allah dalam segala cara. Ketika kita mengalami kebaikan, keadilan, dan kasih Allah, respons alami kita adalah memuliakan nama-Nya. Lukas 7:29 mengingatkan kita bahwa kebenaran ilahi selalu membawa buah yang kudus: pengakuan, pertobatan, dan pemuliaan kepada Allah.