Markus 9:18

"Dan di mana pun roh itu menyerangnya, ia menyentakkannya, lalu ia berbusa, mengertakkan giginya dan menjadi lesu. Dan aku telah meminta murid-murid-Mu mengusirnya, tetapi mereka tidak dapat."

Ilustrasi iman menghadapi kesulitan

Kisah Keputusasaan dan Harapan

Ayat Markus 9:18 menggambarkan sebuah situasi yang sangat menyedihkan dan penuh keputusasaan. Seorang bapa membawa anaknya yang sakit kepada Yesus, berharap akan kesembuhan. Penyakit anak ini digambarkan sangat parah: ia seringkali dilemparkan ke dalam api atau ke dalam air, menjerit, menggertakkan gigi, dan menjadi lemah. Dalam keadaannya, roh jahat yang menguasainya menunjukkan kekuatan yang luar biasa, menyebabkan penderitaan fisik dan mental yang hebat bagi anak itu dan keluarganya.

Sang bapa, dalam kerapuhannya, telah mencoba mencari pertolongan dari para murid Yesus, namun usaha mereka sia-sia. Mereka tidak mampu mengusir roh jahat tersebut. Ini menunjukkan bahwa ada keadaan-keadaan sulit yang melampaui kemampuan manusia biasa, bahkan bagi mereka yang memiliki hubungan dekat dengan Tuhan. Keputusasaan yang dirasakan sang bapa sangatlah mendalam, mengingatkan kita pada realitas perjuangan dan penderitaan yang terkadang kita hadapi dalam hidup.

Peran Iman dalam Menghadapi Kesulitan

Kisah ini tidak berhenti pada gambaran keputusasaan. Segera setelah ayat ini, Yesus menegur generasi yang tidak percaya itu, dan ketika sang bapa menyatakan imannya, bahkan dengan keraguan, Yesus menyembuhkan anaknya. Perikop ini menekankan betapa pentingnya iman, sekecil apa pun itu, ketika dihadapkan pada kesulitan yang tampaknya mustahil.

Ketika murid-murid bertanya mengapa mereka tidak mampu mengusir roh itu, Yesus menjawab, "Karena kamu kurang percaya. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: 'Pindah dari sini ke sana,' dan ia tidak ragu-ragu di dalam hatinya, tetapi percaya bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya" (Markus 9:23-24). Pernyataan ini bukanlah tentang kekuatan manusia, melainkan tentang kekuatan Allah yang bekerja melalui iman.

Markus 9:18 mengingatkan kita bahwa ada kalanya doa-doa kita terasa tidak terjawab, dan usaha kita terasa sia-sia. Namun, cerita ini juga menjadi sumber pengharapan yang luar biasa. Ini mengajarkan bahwa iman bukanlah tentang tidak adanya keraguan sama sekali, melainkan tentang kepercayaan yang teguh pada kuasa dan kebaikan Tuhan, bahkan di tengah ketidakpastian dan penderitaan. Dengan iman, kita dapat menghadapi "roh-roh" yang menyerang hidup kita, baik itu penyakit, kesulitan finansial, masalah hubungan, atau pergumulan spiritual. Kuasa iman sejati berakar pada keyakinan bahwa Tuhan sanggup melakukan hal-hal yang tidak mungkin bagi manusia.