Markus 9:8 - Penglihatan yang Mengubah Segalanya

"Dan sekonyong-konyong looking up, mereka tidak melihat siapa-siapa lagi selain Yesus saja bersama-sama mereka." (Markus 9:8)

Simbol Kehadiran

Ayat ini, yang terambil dari Injil Markus pasal 9 ayat 8, menceritakan momen krusial dalam pelayanan Yesus Kristus. Peristiwa ini terjadi setelah Yesus mengajak Petrus, Yakobus, dan Yohanes naik ke gunung yang tinggi. Di sana, mereka menyaksikan sebuah pemandangan yang luar biasa: Yesus berbicara dengan Musa dan Elia, dan penampilan-Nya berubah, pakaian-Nya menjadi putih berkilau seperti salju, memancarkan kemuliaan ilahi. Ini adalah peristiwa transfigurasi, sebuah penampakan kemuliaan ilahi Yesus kepada murid-murid terdekat-Nya.

Namun, ayat 8 membawa kita pada titik balik dalam pengalaman mereka. Setelah Petrus, yang masih dalam kekaguman, mengajukan usulan untuk mendirikan tiga kemah – satu untuk Yesus, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia – tiba-tiba terjadi sesuatu yang tak terduga. Seperti yang tertulis, "Dan sekonyong-konyong looking up, mereka tidak melihat siapa-siapa lagi selain Yesus saja bersama-sama mereka." Momen ini sangatlah signifikan. Kehadiran Musa dan Elia, dua tokoh penting dalam sejarah perjanjian lama, lenyap, dan fokus penglihatan murid-murid kembali tertuju hanya pada Yesus.

Ini bukan sekadar perubahan visual, melainkan sebuah penegasan teologis yang mendalam. Melalui peristiwa transfigurasi dan khususnya ayat ini, Allah Bapa sendiri memberikan kesaksian tentang keilahian dan keunggulan Putra-Nya. Musa melambangkan Hukum Taurat, dan Elia melambangkan para nabi. Kehadiran mereka menunjukkan kesinambungan antara Perjanjian Lama dan Yesus sebagai penggenapnya. Namun, ketika mereka menghilang dan hanya Yesus yang tersisa, pesan utamanya menjadi jelas: Yesus lebih besar dari sekadar nabi atau pemberi hukum. Dia adalah Firman yang menjadi manusia, Dia adalah Anak Allah yang dikasihi.

Bagi Petrus, Yakobus, dan Yohanes, pengalaman ini pasti mengguncang. Mereka telah melihat keagungan yang luar biasa, sebuah preview dari kemuliaan kekal. Namun, ketika kembali ke realitas sehari-hari, mereka dihadapkan pada satu kebenaran tunggal: bahwa dalam segala hal, Yesuslah yang menjadi pusat. Penglihatan ini tidak hanya memperkuat iman mereka, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi apa yang akan datang – penderitaan, kematian, dan kebangkitan Yesus.

Dalam konteks kehidupan kita saat ini, Markus 9:8 mengingatkan kita untuk senantiasa memusatkan pandangan kita pada Yesus. Seringkali, dalam kehidupan ini, kita mungkin teralihkan oleh berbagai hal – kesibukan dunia, masalah, bahkan hal-hal rohani lainnya yang tampak penting. Namun, ayat ini menegaskan kembali bahwa Dialah yang utama. Kehadiran-Nya yang tunggal adalah sumber kepastian dan pengharapan kita. Mengingat bahwa setelah semua peristiwa dramatis itu, murid-murid hanya melihat Yesus, mengajarkan kita untuk mencari Dia di tengah segala keadaan, mengenali bahwa dalam Dialah segala sesuatu digenapi dan Dialah tujuan akhir dari perjalanan iman kita. Ia bukan sekadar tokoh sejarah atau guru yang hebat, tetapi Dia adalah Firman yang hidup, satu-satunya yang kekal dan patut kita pandang.