"Dari dahulu kala Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah ciptaan tangan-Mu."
Mazmur 102:26 adalah sebuah pengakuan iman yang sangat mendalam mengenai sifat kekal dan kuasa penciptaan Allah. Ayat ini tidak hanya menggambarkan kebesaran Tuhan sebagai Sang Pencipta alam semesta, tetapi juga menegaskan keberadaan-Nya yang melampaui waktu dan ruang. Ketika kita merenungkan frasa "Dari dahulu kala Engkau telah meletakkan dasar bumi," kita diajak untuk membayangkan sebuah permulaan yang tidak terbayangkan, sebuah momen di mana segala sesuatu yang kita kenal kini bermula atas kehendak-Nya. Bumi, planet tempat kita tinggal, diciptakan dan ditata oleh tangan-Nya yang mahakuasa.
Kehebatan Allah tidak berhenti pada penciptaan bumi saja. "Dan langit adalah ciptaan tangan-Mu" menambahkan dimensi kosmik pada keagungan-Nya. Langit yang luas, bintang-bintang yang berkelip, galaksi-galaksi yang tak terhitung jumlahnya – semua adalah hasil karya tangan-Nya. Keberadaan alam semesta yang begitu megah dan kompleks ini menjadi saksi bisu bagi kebesaran dan kebijaksanaan Sang Pencipta. Dalam kesederhanaannya, ayat ini mengandung misteri yang luar biasa tentang asal-usul segala sesuatu.
Namun, yang paling menghibur dari Mazmur 102:26 adalah implikasinya terhadap kekekalan Tuhan. Ayat ini secara implisit menyatakan bahwa Dia yang menciptakan segalanya, pasti ada sebelum segala sesuatu ada dan akan terus ada setelah segalanya berakhir. Dia adalah titik awal sekaligus akhir yang tak terhingga. Dalam dunia yang penuh dengan perubahan, kefanaan, dan ketidakpastian, mengetahui bahwa ada Satu Pribadi yang kekal, yang pondasi-Nya tidak pernah goyah, memberikan jangkar bagi iman kita. Dia adalah pribadi yang sama dari dahulu kala, sekarang, dan selamanya.
Ketika kita menghadapi berbagai kesulitan hidup, kesedihan, atau pergumulan, ayat ini mengingatkan kita bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang sama yang meletakkan dasar bumi dan membentuk langit. Kuasa-Nya yang pernah menciptakan alam semesta adalah kuasa yang sama yang mampu menopang kita. Kebijaksanaan-Nya yang mengatur miliaran bintang adalah kebijaksanaan yang sama yang dapat memimpin kita melalui hidup kita. Keberadaan-Nya yang kekal berarti bahwa kasih dan janji-Nya juga kekal. Ini adalah sumber kekuatan dan pengharapan yang tak terhingga, mengingatkan kita bahwa kita hidup dalam rencana-Nya yang besar, di bawah perhatian-Nya yang tak pernah berhenti.