Mazmur 106:21 - Lupa Kasih Karunia Allah

"Mereka melupakan Allah, Penyelamat mereka, yang telah melakukan kebesaran di Mesir, keajaiban di tanah Ham, kengerian di Laut Merah."

Mazmur 106:21, sebuah ayat yang singkat namun sarat makna, mengingatkan kita akan kecenderungan manusiawi yang paling mendasar: melupakan. Frasa "Mereka melupakan Allah, Penyelamat mereka" menyoroti sebuah ironi yang tragis. Allah telah begitu nyata dan perkasa dalam tindakan-Nya untuk membebaskan umat-Nya dari perbudakan di Mesir, melakukan keajaiban yang luar biasa di tanah Ham, bahkan membelah Laut Merah dengan kuasa-Nya. Namun, terlepas dari semua bukti kasih karunia dan kuasa-Nya yang spektakuler, umat pilihan-Nya justru berpaling dari ingatan tentang kebaikan-Nya.

Ayat ini bukan sekadar narasi sejarah, melainkan sebuah cerminan abadi dari pergulatan rohani. Melupakan Allah bukanlah sekadar kelalaian sesaat, melainkan sebuah tindakan yang memiliki konsekuensi mendalam. Ketika kita melupakan Dia yang telah memberikan segalanya, kita membuka diri terhadap berbagai bahaya spiritual. Kita menjadi rentan terhadap godaan, kekhawatiran duniawi, dan perasaan hampa yang tak terpuaskan. Ingatan akan perbuatan Allah, terutama tindakan penyelamatan-Nya, berfungsi sebagai jangkar bagi iman kita. Ia mengingatkan kita akan kesetiaan-Nya, kebaikan-Nya, dan bahwa Dia tidak pernah meninggalkan umat-Nya.

Keajaiban di Mesir dan Laut Merah adalah bukti fisik dari janji-janji Allah yang ditepati. Mereka adalah pengingat bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu, dan Dia bertindak untuk membebaskan mereka yang percaya kepada-Nya. Namun, ayat ini mengajarkan bahwa keajaiban fisik belaka tidaklah cukup untuk menjamin kesetiaan abadi jika hati tidak terfokus pada Sumber keajaiban itu sendiri. Ada bahaya dalam melihat keajaiban sebagai tujuan akhir, bukan sebagai sarana untuk mengenal dan menghormati Allah. Ketika fokus teralih dari Sang Pencipta ke ciptaan atau peristiwa, maka melupakan adalah akibat yang tak terhindarkan.

Dalam kehidupan modern yang serba cepat, godaan untuk "melupakan" Allah hadir dalam berbagai bentuk. Kesibukan sehari-hari, keberhasilan materi, atau bahkan kesulitan hidup dapat menjadi pengalih perhatian yang kuat. Kita mungkin tidak secara sengaja menolak Allah, tetapi kesibukan dan fokus kita pada hal-hal duniawi dapat perlahan-lahan mengikis kesadaran akan kehadiran-Nya dan kebaikan-Nya yang terus-menerus. Mazmur 106:21 adalah panggilan untuk bangkit kembali, untuk secara sadar mengingat kembali perbuatan Allah dalam hidup kita dan dalam sejarah. Ini adalah undangan untuk merenungkan setiap tanda kasih karunia-Nya, sekecil apapun itu, sebagai bukti dari kesetiaan-Nya yang tak berubah. Dengan mengingat Dia, kita memperkuat iman kita dan menemukan kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup, selalu berakar pada kebenaran bahwa Dia adalah Penyelamat kita.