"Gunung-gunung bergetar seperti domba jantan, bukit-bukit seperti anak domba jantan."
Mazmur 114 adalah sebuah nyanyian pujian yang luar biasa, yang mengingatkan kita pada karya-karya ajaib Tuhan di masa lalu, terutama saat bangsa Israel keluar dari Mesir. Ayat keenam, "Gunung-gunung bergetar seperti domba jantan, bukit-bukit seperti anak domba jantan," menggunakan perumpamaan yang sangat kuat untuk menggambarkan dampak kehadiran Tuhan yang dahsyat. Ketika Tuhan bertindak, bahkan elemen alam yang paling kokoh sekalipun tunduk pada kuasa-Nya.
Perumpamaan "domba jantan" dan "anak domba jantan" memberikan gambaran tentang kekuatan yang luar biasa, namun juga kegugupan atau ketakutan saat dihadapkan pada sesuatu yang lebih besar. Domba, meskipun memiliki naluri kawanan, dapat bergerak dengan cepat dan kuat ketika merasa terancam atau di bawah tekanan. Dalam konteks ini, gunung dan bukit yang "bergetar" menunjukkan respons alam semesta terhadap tindakan intervensi Tuhan. Ini bukan getaran biasa, melainkan manifestasi dari kuasa ilahi yang begitu besar sehingga mengguncang fondasi bumi.
Dalam Alkitab, seringkali alam digambarkan sebagai saksi atau partisipan dalam pekerjaan Tuhan. Ayat ini menekankan bahwa Tuhan bukan hanya pencipta, tetapi juga penguasa atas seluruh ciptaan-Nya. Gempa bumi, gunung berapi meletus, atau fenomena alam yang spektakuler lainnya dapat dilihat sebagai cara Tuhan menunjukkan kuasa-Nya. Namun, Mazmur ini mengangkatnya ke tingkat yang lebih puitis dan simbolis, menyiratkan bahwa tindakan Tuhan bahkan lebih mendalam daripada sekadar fenomena alam yang kita amati.
Ketika kita merenungkan Mazmur 114:6, kita diajak untuk melihat Tuhan sebagai pribadi yang memiliki otoritas mutlak. Bumi dan segala isinya merespons kehadiran-Nya. Ini memberikan rasa aman dan keyakinan bahwa Tuhan yang mengendalikan segala sesuatu, bahkan dalam situasi yang tampaknya kacau atau tak terkendali bagi kita. Dia adalah Tuhan yang sama yang membelah Laut Merah, yang memimpin umat-Nya melalui padang gurun, dan yang akan terus bekerja dalam kehidupan kita dengan cara-cara yang mungkin tidak selalu kita pahami sepenuhnya, tetapi selalu dalam kendali-Nya.
Perumpamaan ini juga bisa menjadi pengingat bagi kita bahwa di hadapan kebesaran Tuhan, seringkali kita merasa kecil dan mungkin "bergetar" dalam ketakutan atau kekaguman. Namun, kegetaran ini bukanlah tanda kelemahan, melainkan pengakuan akan kedaulatan-Nya. Sama seperti gunung-gunung yang menunjukkan kekuatan alamnya, kita pun dipanggil untuk menunjukkan respons iman kita kepada Tuhan.
Melalui Mazmur ini, kita diingatkan untuk tidak hanya melihat keajaiban fisik, tetapi juga merasakan kehadiran Tuhan yang bekerja di balik layar. Kehidupan kita, meskipun seringkali penuh tantangan, berada dalam tangan Tuhan yang memegang kendali atas alam semesta. Marilah kita terus belajar untuk percaya pada kuasa-Nya, mengagumi kebesaran-Nya, dan membiarkan kehadiran-Nya menginspirasi kita untuk hidup dengan iman yang teguh, mengetahui bahwa Dia mampu mengguncang gunung, bahkan yang paling kokoh sekalipun, demi rencana-Nya yang sempurna.