Mazmur 134:1

"Marilah, pujilah TUHAN, hai semua hamba TUHAN, hai kamu yang bekerja di rumah TUHAN malam demi malam."

Simbol kesetiaan dan pujian kepada Tuhan

Mazmur 134, meskipun singkat, memuat sebuah seruan yang kuat dan relevan bagi setiap orang yang memiliki hubungan dengan Tuhan. Ayat pertama, "Marilah, pujilah TUHAN, hai semua hamba TUHAN, hai kamu yang bekerja di rumah TUHAN malam demi malam," adalah undangan langsung untuk memberikan pujian kepada Pencipta kita. Kata "marilah" mengindikasikan ajakan, sebuah dorongan agar kita bersama-sama bangkit dan berseru memuji kebesaran-Nya. Ini bukanlah tugas yang hanya ditujukan bagi segelintir orang, melainkan bagi "semua hamba TUHAN."

Identitas sebagai "hamba TUHAN" seharusnya menjadi sumber kebanggaan sekaligus tanggung jawab. Hamba adalah seseorang yang melayani tuannya dengan setia. Dalam konteks spiritual, ini berarti kita adalah milik Tuhan, diciptakan untuk tujuan-Nya, dan dipanggil untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Pujian bukanlah sekadar rutinitas ibadah, melainkan ekspresi syukur atas kasih karunia, pemeliharaan, dan kuasa-Nya yang tak terbatas. Pujian adalah cara kita mengakui kedaulatan-Nya atas segala ciptaan dan atas hidup kita.

Bagian kedua dari ayat ini menambahkan dimensi spesifik: "hai kamu yang bekerja di rumah TUHAN malam demi malam." Ini bisa merujuk pada para Lewi atau para penjaga di Bait Suci pada zaman Perjanjian Lama, yang bertugas menjaga dan melayani Tuhan secara terus-menerus, bahkan di tengah kegelapan malam. Namun, maknanya dapat diperluas lebih jauh. "Rumah TUHAN" hari ini bisa diartikan sebagai gereja, tempat ibadah, atau bahkan kehidupan pribadi kita yang seharusnya menjadi kediaman Roh Kudus. "Bekerja malam demi malam" menyiratkan dedikasi yang tak kenal lelah, kesetiaan di saat-saat sulit, dan doa-doa yang tak pernah berhenti.

Seruan untuk memuji Tuhan di tengah kesibukan atau di saat-saat yang mungkin terasa sunyi dan gelap adalah sebuah pengingat yang berharga. Terkadang, dalam rutinitas harian atau ketika menghadapi tantangan, kita lupa untuk berhenti sejenak dan mengarahkan hati kita kepada Tuhan. Mazmur ini mendorong kita untuk menyisihkan waktu, entah itu di pagi hari saat matahari terbit, di siang hari di tengah kesibukan, atau di malam hari ketika dunia terdiam, untuk senantiasa mengucap syukur dan meninggikan nama-Nya.

Pujian kepada Tuhan bukanlah tindakan pasif, melainkan sebuah pengakuan aktif atas siapa Dia dan apa yang telah Dia lakukan. Ini adalah cara kita memperkuat iman, menyegarkan jiwa, dan menjadi terang bagi dunia di sekitar kita. Mazmur 134:1 mengajarkan kita bahwa menjadi hamba Tuhan berarti senantiasa siap untuk berseru dan memuji Dia, dalam segala waktu dan keadaan. Kehadiran dan kuasa-Nya selalu menyertai kita, dan pujian adalah respons yang paling pantas atas kebaikan-Nya yang abadi.

Mari bersama-sama kita angkat pujian kepada Tuhan, setiap saat, di setiap tempat.