"Dialah yang memukul mati anak sulung Mesir, baik manusia maupun binatang."
Ayat Mazmur 135:10 mengingatkan kita akan kekuatan dahsyat yang dimiliki Tuhan dalam menjalankan kehendak-Nya. Peristiwa pemukulan anak sulung Mesir adalah salah satu manifestasi paling dramatis dari kuasa ilahi, sebuah tindakan yang menyelamatkan umat-Nya sambil menghukum bangsa yang menindas.
Melalui peristiwa ini, Tuhan menunjukkan superioritas-Nya atas semua dewa dan kekuasaan di Mesir. Kematian anak sulung, baik manusia maupun ternak, membawa pukulan telak dan kepedihan yang mendalam bagi setiap keluarga di Mesir. Ini bukan sekadar hukuman fisik, melainkan sebuah pesan spiritual yang tak terhindarkan: bahwa Tuhan Israel adalah Tuhan yang sesungguhnya, yang memiliki kuasa atas kehidupan dan kematian.
Pengingat akan Mazmur 135:10 seharusnya tidak hanya berhenti pada pemahaman akan sejarah. Ayat ini juga mengajarkan kita tentang kedaulatan Tuhan. Kedaulatan-Nya mencakup segala aspek kehidupan, termasuk pemeliharaan dan pembebasan umat-Nya. Ketika Israel teraniaya di Mesir, Tuhan mendengar seruan mereka dan bertindak dengan kekuatan-Nya yang luar biasa untuk membebaskan mereka.
Lebih dari itu, ayat ini juga mengandung makna penebusan. Anak sulung dalam tradisi Israel memiliki status khusus. Pembebasan mereka dari kematian saat peristiwa Paskah menjadi dasar bagi banyak perayaan dan ritual selanjutnya. Ini mengindikasikan bahwa Tuhan tidak hanya menghukum, tetapi juga memelihara dan menebus umat yang dikasihi-Nya.
Setiap kali kita merenungkan Mazmur 135:10, kita diajak untuk mengagumi dan memuji kebesaran Tuhan. Ia adalah Tuhan yang berkuasa atas segala situasi, yang dapat membawa pembebasan dari penindasan dan memberikan harapan baru. Kita diingatkan bahwa segala kekuatan duniawi pada akhirnya tunduk pada kuasa-Nya. Oleh karena itu, mari kita serukan pujian kepada Tuhan kita, yang telah menunjukkan kekuatan-Nya yang besar demi keselamatan umat-Nya. Kuasa-Nya adalah sumber kekuatan dan pengharapan kita di tengah badai kehidupan.