Mazmur 135:16 - Lidah dan Mata Bagi Berhala

"Mereka mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berbicara, mata mereka mempunyai, tetapi tidak dapat melihat."

Mazmur 135:16 menyajikan gambaran yang sangat kuat mengenai ketidakberdayaan berhala. Ayat ini menyatakan, "Mereka mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berbicara, mata mereka mempunyai, tetapi tidak dapat melihat." Pernyataan ini bukan sekadar deskripsi fisik, melainkan sebuah kritik mendalam terhadap penyembahan berhala dan klaim kekuatan serta kemahatahuan yang seringkali dikaitkan dengan mereka.

Dalam konteks kuno, patung-patung berhala seringkali dibuat menyerupai manusia dengan fitur-fitur yang lengkap: mulut untuk berbicara, telinga untuk mendengar, mata untuk melihat, dan tangan untuk bertindak. Para penyembah berhala berharap bahwa benda mati ini memiliki kesadaran, kekuatan, dan kemampuan untuk campur tangan dalam kehidupan mereka, memberikan bimbingan, perlindungan, atau bahkan penghakiman. Namun, pemazmur dengan tegas membantah anggapan tersebut.

Poin utama dari ayat ini adalah kontras antara penampilan dan kenyataan. Berhala itu diciptakan agar terlihat seperti memiliki kemampuan, namun pada hakikatnya, mereka adalah benda mati yang tidak memiliki kehidupan, kesadaran, atau kekuatan spiritual sama sekali. Mulut yang mereka miliki tidak pernah dapat mengucapkan satu kata pun. Mata yang terukir pada wajah mereka tidak pernah dapat menangkap seberkas cahaya atau mengenali bentuk. Ini adalah ironi yang menyakitkan: sesuatu yang dirancang untuk meniru kehidupan, justru menyoroti ketiadaan kehidupan itu sendiri.

Perbandingan ini seringkali dibuat untuk menyoroti keunggulan dan keilahian Allah yang benar. Berbeda dengan berhala yang bisu dan buta, Allah dalam Alkitab digambarkan sebagai Pribadi yang aktif berkomunikasi, mendengar doa, melihat segala sesuatu, dan bertindak dengan kuasa. Dia tidak hanya memiliki "mulut" untuk berbicara melalui nabi-nabi-Nya, tetapi juga "telinga" untuk mendengar tangisan umat-Nya, dan "mata" yang senantiasa mengawasi seluruh ciptaan-Nya.

Implikasi dari Mazmur 135:16 melampaui kritik terhadap penyembahan berhala secara fisik. Ini juga berlaku untuk segala bentuk penyembahan atau ketergantungan yang mengalihkan kesetiaan kita dari Allah yang hidup. Ketika kita memberikan hati kita kepada hal-hal yang pada akhirnya tidak dapat memberikan kepuasan sejati, perlindungan yang langgeng, atau tujuan hidup yang berarti – entah itu kekayaan, kekuasaan, ketenaran, atau bahkan ideologi – kita sedang menyembah "berhala" modern. Benda atau konsep ini, sekuat atau semenggoda apapun kelihatannya, pada akhirnya akan terbukti sama bisu dan butanya seperti patung-patung kuno. Mereka memiliki "mulut" untuk menjanjikan kepuasan, namun tidak dapat berbicara kebenaran yang membebaskan. Mereka memiliki "mata" untuk menarik perhatian kita, namun tidak dapat melihat jalan yang benar menuju kehidupan yang berkelimpahan.

Oleh karena itu, ayat ini mengingatkan kita untuk terus-menerus mengevaluasi di mana kita menaruh kepercayaan dan harapan kita. Apakah kita mengarahkan pandangan dan hati kita kepada Allah yang hidup, yang berbicara kepada kita melalui Firman-Nya, yang melihat penderitaan kita, dan yang bertindak demi keselamatan kita? Atau apakah kita terpaku pada berhala-berhala yang menjanjikan namun kosong, yang terlihat memiliki kekuatan namun pada kenyataannya tidak dapat mendengar, tidak dapat melihat, dan tidak dapat berbuat apa-apa? Mazmur ini menjadi panggilan untuk penyerahan diri yang total kepada Allah yang sesungguhnya, Sumber kehidupan dan kebenaran yang sejati.