Mazmur 135:19 - Puji TUHAN!

"Hai kaum Israel, pujilah TUHAN! Hai kaum Harun, pujilah TUHAN!"

Mazmur 135:19 merupakan seruan yang kuat dan berulang-ulang untuk memuji Tuhan. Ayat ini secara khusus ditujukan kepada dua kelompok besar dalam umat Tuhan pada masa itu: kaum Israel dan kaum Harun. Ini menunjukkan bahwa pujian kepada Tuhan bukanlah sesuatu yang eksklusif bagi satu kelompok saja, melainkan sebuah kewajiban dan kehormatan bagi seluruh umat beriman.

Kaum Israel, sebagai umat pilihan Tuhan, memiliki sejarah panjang yang dipenuhi dengan tindakan-tindakan ajaib dan pemeliharaan Tuhan. Mulai dari pembebasan dari perbudakan di Mesir, perjalanan di padang gurun, hingga penaklukan tanah perjanjian, semuanya adalah bukti dari kesetiaan Tuhan. Oleh karena itu, mereka dipanggil untuk memuji Dia atas segala perbuatan-Nya yang besar dan kuat.

Sementara itu, kaum Harun adalah suku Lewi yang ditugaskan untuk melayani di Kemah Suci dan kemudian di Bait Suci. Mereka memiliki tanggung jawab khusus dalam peribadahan, mempersembahkan korban, dan menjadi perantara antara Tuhan dan umat-Nya. Bagi mereka, panggilan untuk memuji Tuhan tidak hanya datang dari status mereka sebagai umat Tuhan, tetapi juga dari peran mereka dalam menjalankan ibadah. Pujian mereka haruslah mencerminkan kekudusan dan keagungan Tuhan yang mereka layani.

Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan makna pujian dalam kehidupan iman. Pujian bukan hanya sekadar kata-kata yang diucapkan, tetapi ekspresi hati yang bersyukur dan mengakui kebesaran Tuhan. Ketika kita memuji Tuhan, kita sedang meneguhkan kembali keyakinan kita bahwa Dia adalah sumber segala kebaikan, kekuatan, dan kehidupan. Pujian juga memiliki kekuatan untuk mengubah suasana hati kita, menguatkan iman kita, dan mengingatkan kita akan kebenaran-Nya, terutama di tengah kesulitan.

Dalam konteks modern, seruan "Puji TUHAN!" dari Mazmur 135:19 tetap relevan. Kita semua, sebagai individu yang percaya kepada Tuhan, dipanggil untuk memberikan pujian. Tidak peduli latar belakang kita, peran kita dalam masyarakat, atau seberapa besar masalah yang kita hadapi, Tuhan layak menerima pujian kita. Pujian dapat diungkapkan melalui lagu-lagu rohani, doa syukur, kesaksian, atau bahkan melalui cara kita menjalani hidup sehari-hari dengan penuh ketaatan dan sukacita. Marilah kita menjadikan pujian sebagai gaya hidup, sebagai pengakuan yang tulus atas kasih dan kuasa Tuhan yang tak terbatas.