Mazmur 135:17

"Mereka punya mulut, tetapi tidak dapat berbicara, mereka punya mata, tetapi tidak dapat melihat."

Mazmur 135:17 menyajikan sebuah perbandingan yang tajam antara ilah-ilah ciptaan manusia dan Tuhan Yang Maha Esa. Ayat ini, yang merupakan bagian dari kidung pujian yang mengungkapkan kebesaran dan kekuasaan Allah, menyoroti kesia-siaan dan ketidakberdayaan patung-patung berhala yang disembah oleh bangsa-bangsa lain. Dengan mengatakan bahwa mereka memiliki mulut tetapi tidak bisa berbicara, dan mata tetapi tidak bisa melihat, pemazmur secara gamblang menggambarkan sifat ilah-ilah palsu tersebut sebagai benda mati yang tidak memiliki kehidupan, kesadaran, atau kemampuan ilahi.

Kelemahan Berhala

Patung-patung ini, meskipun dibuat dengan tangan manusia dan seringkali dihias dengan indah, pada hakikatnya hanyalah material tanpa jiwa. Mulut yang mereka miliki adalah keheningan; mereka tidak dapat mengeluarkan suara, tidak dapat memberikan instruksi, tidak dapat menghibur, maupun menghakimi. Mata yang mereka miliki adalah kehampaan; mereka tidak dapat melihat penderitaan umat-Nya, tidak dapat menyaksikan perbuatan baik, dan tidak dapat memberikan tuntunan. Kontras ini sangat mencolok dengan Tuhan yang digambarkan dalam Mazmur sebagai Allah yang berkuasa, yang mendengar doa, melihat segala sesuatu, dan bertindak dengan tangan-Nya yang kuat.

Kemuliaan Tuhan yang Hidup

Sebaliknya, Tuhan kita adalah Allah yang hidup. Dia berbicara kepada umat-Nya melalui firman-Nya, melalui para nabi, dan melalui Roh Kudus. Dia memiliki mata yang selalu mengawasi umat-Nya, penuh kasih dan keadilan. Dia melihat segala kerapuhan kita, mendengarkan setiap rintihan, dan merespons kebutuhan kita. Kehidupan, kesadaran, dan kuasa ilahi yang dimiliki Tuhan membuat Dia benar-benar berbeda dari ilah-ilah yang terbuat dari emas, perak, atau batu.

Implikasi bagi Kehidupan Umat Percaya

Pemahaman tentang perbedaan fundamental ini seharusnya mendorong umat percaya untuk semakin teguh berpegang pada Tuhan. Mengapa kita harus menyembah sesuatu yang tidak memiliki kemampuan apa pun untuk menolong, apalagi memberi kehidupan? Mazmur 135:17 mengingatkan kita untuk tidak tertipu oleh ilah-ilah duniawi atau jalan-jalan yang menjanjikan kepuasan sementara tetapi pada akhirnya kosong. Kita dipanggil untuk menyembah Allah yang sejati, Allah yang berkuasa atas segala ciptaan, Allah yang adalah sumber kehidupan dan pengharapan kita yang abadi.

Dalam menghadapi tantangan hidup, kita tidak sendirian. Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang melihat, yang mendengar, dan yang bertindak. Dia lebih dari sekadar "mulut" yang bisu atau "mata" yang buta. Dia adalah Penolong kita, Pelindung kita, dan Penguasa alam semesta. Oleh karena itu, marilah kita terus memuliakan Dia, berserah pada tuntunan-Nya, dan hidup dalam kesadaran akan kehadiran-Nya yang selalu menyertai. Mazmur 135:17 menjadi pengingat yang kuat akan superioritas Tuhan kita dibandingkan dengan segala sesuatu yang diciptakan, bahkan segala sesuatu yang diklaim sebagai ilah.

Ilustrasi Tuhan Yang Maha Melihat dan Mendengar