Mazmur 136 15

"Kepada Dialah yang telah membinasakan Firaun beserta seluruh pasukannya, sebab kasih-Nya abadi."

Ayat Mazmur 136 ayat 15 merupakan sebuah pernyataan yang kuat tentang kuasa dan kasih Allah, yang dikumandangkan berulang kali dalam pujian syukur kepada Tuhan. Ayat ini merujuk pada salah satu peristiwa paling monumental dalam sejarah umat pilihan Allah: keluarnya bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Peristiwa ini tidak hanya merupakan pembebasan fisik, tetapi juga manifestasi nyata dari campur tangan ilahi yang menentang kekuatan duniawi yang menindas.

Dalam konteks Mazmur 136, setiap ayat diakhiri dengan frasa pengingat yang sama: "sebab kasih-Nya abadi". Ini menegaskan bahwa setiap tindakan besar Allah, termasuk penghancuran tentara Firaun, bukanlah sekadar perbuatan kekuatan belaka, melainkan didorong oleh cinta-Nya yang tak berkesudahan dan tak tergoyahkan kepada umat-Nya. Firaun, penguasa Mesir yang perkasa, dengan seluruh kekuatan militernya, tenggelam di Laut Merah. Tentara yang seharusnya menjadi alat penindasan justru menjadi korban dari murka ilahi yang adil, sebuah bukti bahwa tidak ada kekuatan manusia yang dapat menentang kehendak Allah ketika Ia bertindak untuk membebaskan umat-Nya.

Peristiwa ini mengajarkan kita tentang sifat Allah yang setia dan penjaga perjanjian. Ia tidak melupakan janji-Nya kepada Abraham, Ishak, dan Yakub. Ketika umat-Nya berseru dalam penderitaan, Allah mendengar dan menjawab dengan tindakan penyelamatan yang dramatis. Penghancuran Firaun bukanlah tindakan balas dendam yang kejam, melainkan penegakan keadilan dan pembebasan bagi orang-orang yang tertindas. Kasih Allah terbukti bukan hanya dalam menawarkan keselamatan, tetapi juga dalam membuang segala rintangan dan musuh yang menghalangi jalan umat-Nya menuju kebebasan dan perjanjian.

Lebih dari sekadar narasi sejarah kuno, Mazmur 136:15 mengajak kita untuk merenungkan kembali tindakan penyelamatan Allah dalam kehidupan pribadi kita. Seringkali, kita menghadapi "Firaun" kita sendiri: ketakutan, keraguan, dosa, atau kesulitan yang terasa begitu besar dan tak teratasi. Namun, ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah yang sama, yang mengalahkan kekuatan Mesir, juga mampu mengalahkan rintangan-rintangan dalam hidup kita. Kasih-Nya yang abadi adalah jaminan bahwa Ia akan selalu bertindak untuk kebaikan kita, untuk membebaskan kita dari belenggu dan membawa kita ke dalam tujuan-Nya.

Penghancuran Firaun di Laut Merah juga menunjukkan bahwa Allah menghargai kebebasan dan keadilan. Ia tidak bisa mentolerir penindasan yang berkepanjangan. Tindakan-Nya adalah peringatan bagi semua penguasa dan kekuatan yang menggunakan kekuasaan mereka untuk menindas dan menganiaya. Sebaliknya, bagi mereka yang percaya dan berseru kepada-Nya, Ia adalah Pelindung dan Penyelamat. Kesetiaan-Nya tidak pernah berubah, kasih-Nya tidak pernah padam. Setiap kali kita diingatkan akan sejarah pembebasan Israel, kita diingatkan akan bukti kasih Allah yang kekal, yang memungkinkan kita untuk menghadapi setiap tantangan dengan iman dan keyakinan yang teguh.