"Dialah yang menuntun umat-Nya keluar dari Mesir, sebab kasih setia-Nya untuk selama-lamanya."
Mazmur 136 adalah sebuah pujian yang luar biasa, yang berulang kali menegaskan kebesaran dan kebaikan Tuhan melalui berbagai tindakan penyelamatan-Nya sepanjang sejarah. Ayat ke-16, "Dialah yang menuntun umat-Nya keluar dari Mesir, sebab kasih setia-Nya untuk selama-lamanya," menyoroti salah satu peristiwa paling monumental dalam narasi Alkitab: pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Peristiwa ini bukan hanya kemenangan militer, tetapi merupakan manifestasi nyata dari janji dan kasih setia Tuhan yang tak pernah berubah.
Keluarnya bangsa Israel dari Mesir adalah sebuah kisah dramatis tentang campur tangan ilahi. Bertahun-tahun lamanya mereka hidup dalam penindasan, diperlakukan dengan kejam oleh para penguasa Mesir. Doa dan tangisan mereka akhirnya terdengar oleh Tuhan. Melalui Musa, Tuhan menunjukkan kuasa-Nya dengan sepuluh tulah yang dahsyat, yang puncaknya adalah kematian anak sulung di Mesir. Namun, umat Tuhan dilindungi, ditandai dengan darah domba di tiang pintu rumah mereka, sebuah lambang penyelamatan yang akan menjadi bagian penting dari tradisi Paskah.
Puncak dari pembebasan ini adalah saat Tuhan membelah Laut Merah, memungkinkan bangsa Israel untuk menyeberang di tanah kering, sementara pasukan Mesir yang mengejar tenggelam dan binasa. Peristiwa ini bukan sekadar pelarian, tetapi sebuah penegasan ulang tentang kedaulatan Tuhan atas segala kekuatan dunia, termasuk alam. Ayat ini mengingatkan kita bahwa Tuhan bukan hanya Pencipta, tetapi juga Penyelamat yang aktif terlibat dalam sejarah umat-Nya.
Frasa kunci "kasih setia-Nya untuk selama-lamanya" adalah tema berulang dalam Mazmur 136. Kata Ibrani untuk "kasih setia" (hesed) memiliki makna yang kaya, mencakup cinta yang teguh, kesetiaan yang tak tergoyahkan, dan kebaikan yang mendalam. Ini bukan sekadar perasaan, tetapi sebuah komitmen ilahi yang mengikat Tuhan pada umat-Nya, terlepas dari kekurangan dan kegagalan mereka. Ketika kita merenungkan Mazmur 136:16, kita diajak untuk melihat bagaimana Allah bertindak berdasarkan karakter-Nya yang setia.
Bahkan setelah keluar dari Mesir, perjalanan bangsa Israel di padang gurun penuh dengan tantangan. Namun, Tuhan terus memimpin, menyediakan makanan, air, dan perlindungan. Kasih setia-Nya menjadi jangkar mereka, sumber kekuatan dan pengharapan di tengah ketidakpastian. Kisah ini bukan hanya sejarah kuno; ini adalah pengingat yang kuat bagi kita hari ini. Perjuangan hidup kita, masa lalu kita yang mungkin penuh kesalahan, tidak dapat membatalkan kasih dan kesetiaan Tuhan. Dia tetap setia, dan kasih-Nya untuk kita adalah abadi. Merenungkan Mazmur 136:16 mengundang kita untuk bersyukur atas tindakan penyelamatan-Nya di masa lalu dan untuk percaya pada kesetiaan-Nya yang terus menerus dalam kehidupan kita saat ini.