Mazmur 35:15

"Tetapi apabila aku terlukai, mereka bersukacita dan berkerumun; mereka berkerumun terhadap aku, orang-orang hina, dan aku tidak menyadarinya, mereka mengoyak-ngoyak aku tanpa henti."

Ayat Mazmur 35:15 ini menggambarkan sebuah pengalaman penderitaan yang mendalam, di mana seseorang merasakan kepedihan karena dijahati oleh orang lain. Dalam situasi sulit, alih-alih mendapatkan simpati atau dukungan, yang justru diterima adalah ejekan dan bahkan persekongkolan dari sekelompok orang. Frasa "mereka bersukacita dan berkerumun" menunjukkan kegembiraan yang tidak pantas atas kemalangan orang lain, sebuah gambaran tentang kebencian dan rasa puas diri yang tersembunyi.

Penulis Mazmur merasa diri mereka direndahkan dan diserang oleh "orang-orang hina". Kata "hina" di sini bisa merujuk pada orang-orang yang berstatus rendah, tidak terhormat, atau mereka yang sengaja menjatuhkan martabat orang lain. Ketiadaan kesadaran penulis Mazmur atas persekongkolan ini ("aku tidak menyadarinya") menambah lapisan kesedihan dan pengkhianatan. Rasanya seperti sedang diserang dari belakang, tanpa persiapan atau bahkan peringatan.

Kondisi ini tentu sangat menyakitkan. Diserang secara fisik atau emosional tanpa disadari, dan kemudian melihat penyerang tersebut bersorak-sorai atas penderitaan kita, adalah sebuah pengalaman yang mengerikan. Frasa "mereka mengoyak-ngoyak aku tanpa henti" melambangkan serangan yang terus-menerus, tanpa belas kasihan, yang merusak dan menghancurkan. Ini bukan sekadar pukulan sekali jadi, melainkan sebuah proses penghancuran yang berlarut-larut.

Namun, di tengah kepedihan ini, konteks keseluruhan kitab Mazmur sering kali memberikan perspektif yang lebih luas. Mazmur tidak hanya berhenti pada pengungkapan penderitaan, tetapi juga sering kali berujung pada seruan kepada Tuhan, penyerahan diri, dan harapan akan keadilan serta pertolongan ilahi. Ayat ini, meskipun menggambarkan kebejatan manusia, juga dapat menjadi pengingat bahwa ada Pihak yang Maha Adil dan Maha Pengasih yang melihat segala sesuatu.

Dalam menghadapi kesulitan serupa di kehidupan modern, ayat ini mengingatkan kita untuk tidak menyimpan kepahitan. Meskipun sulit, kita diajak untuk belajar melepaskan, mempercayakan segala sesuatu kepada Tuhan. Sama seperti Daud (penulis banyak Mazmur) yang sering kali menyerahkan musuh-musuhnya kepada Tuhan, kita pun dapat belajar untuk mencari kekuatan dan penghiburan dalam iman.

Kehidupan sering kali penuh dengan tantangan, termasuk pengkhianatan dan perlakuan tidak adil dari sesama. Mazmur 35:15 mengingatkan kita bahwa pengalaman ini bukan hal baru. Kisah dalam Mazmur ini bisa menjadi sumber kekuatan dan penghiburan, mengajarkan bahwa meskipun manusia bisa sangat kejam, ada kekuatan ilahi yang selalu hadir untuk memberikan kelegaan dan keadilan bagi mereka yang berseru kepada-Nya. Ini adalah pengingat bahwa dalam setiap badai kehidupan, selalu ada harapan untuk menemukan kedamaian dan dukungan dari sumber yang tidak akan pernah mengoyak atau menghina.

Kekuatan dalam Iman