Mazmur 35:24 - Seruan Keadilan Ilahi

"Hakimilah aku, ya TUHAN, Allahku, sesuai dengan keadilan-Mu, janganlah biarkan mereka bersukacita atas aku."

Ilustrasi keadilan dan pengadilan ilahi.

Ayat Mazmur 35:24 merupakan sebuah seruan yang dalam dan penuh keyakinan dari pemazmur yang sedang menghadapi penderitaan dan aniaya. Dalam situasi yang penuh ketidakadilan, pemazmur tidak mencari pembalasan pribadi, melainkan memohon kepada Tuhan untuk bertindak sebagai Hakim yang adil. Permohonan ini mencerminkan iman yang teguh bahwa hanya Tuhan yang memiliki otoritas tertinggi dan kemampuan untuk menegakkan kebenaran yang sesungguhnya.

Poin penting dalam ayat ini adalah penekanan pada "sesuai dengan keadilan-Mu". Ini bukan sekadar permintaan agar Tuhan memihak, tetapi agar Tuhan bertindak berdasarkan standar moral-Nya yang sempurna. Pemazmur percaya bahwa keadilan Tuhan itu mutlak dan tidak bisa ditawar. Ia sadar bahwa di hadapan Tuhan, segala sesuatu akan terlihat jelas, dan kebohongan serta kelicikan tidak akan dapat bertahan. Permohonan ini juga menunjukkan pengakuan akan keterbatasan manusia dalam menilai dan menghakimi, serta penyerahan diri sepenuhnya kepada hikmat ilahi.

Frasa "janganlah biarkan mereka bersukacita atas aku" mengungkapkan kedalaman rasa sakit dan kerentanan yang dirasakan pemazmur. Musuh-musuhnya bukan hanya menzaliminya, tetapi juga menertawakan dan merayakan kesulitannya. Dalam konteks ini, seruan kepada Tuhan bukan hanya demi keadilan, tetapi juga demi kehormatan nama Tuhan sendiri. Jika kejahatan terus merajalela dan orang benar terus menderita tanpa campur tangan ilahi, maka nama Tuhan bisa dicemarkan di mata dunia. Tuhan, dalam keadilan-Nya, akan membuktikan bahwa Dia adalah pembela orang yang tertindas.

Lebih jauh lagi, ayat Mazmur 35:24 mengajarkan kita tentang pentingnya menyerahkan perkara kita kepada Tuhan, terutama ketika kita merasa tidak berdaya atau difitnah. Ini adalah sebuah pengingat bahwa kita tidak perlu membalas dendam sendiri. Sebaliknya, kita dipanggil untuk meneladani Kristus yang ketika dicaci maki, tidak membalas caci maki, tetapi menyerahkannya kepada Dia yang menghakimi dengan adil. Kepercayaan ini memberikan kedamaian di tengah badai, mengetahui bahwa ada Hakim yang Maha Tahu dan Maha Adil yang akan menyelesaikan segala sesuatu pada waktu yang tepat.

Doa semacam ini juga relevan bagi orang percaya di masa kini. Kita seringkali menghadapi berbagai bentuk ketidakadilan, baik dalam skala pribadi, sosial, maupun global. Mengutip Mazmur 35:24 saat menghadapi kesulitan dapat menjadi bentuk pengingat diri akan kekuatan dan keadilan Tuhan, serta dorongan untuk terus berpegang teguh pada kebenaran meskipun dalam keadaan yang sulit. Ini adalah manifesto iman yang mengatakan: "Aku mungkin lemah, tapi Tuhanku kuat dan adil. Aku percaya pada-Nya untuk membela kebenaranku." Dengan demikian, ayat ini menjadi sumber penghiburan, kekuatan, dan harapan yang tak terhingga.

Keindahan dari doa seperti ini terletak pada penyerahan total dan kepercayaan tanpa syarat. Pemazmur tidak menentukan bagaimana Tuhan harus bertindak, tetapi hanya memohon agar tindakan Tuhan didasarkan pada keadilan-Nya sendiri. Ini menunjukkan kedewasaan rohani, di mana keinginan pribadi diselaraskan dengan kehendak Tuhan yang sempurna. Marilah kita mencontoh pemazmur ini dalam doa-doa kita, memohon keadilan ilahi, dan percaya bahwa Tuhan akan bertindak sesuai dengan kesempurnaan-Nya.