Mazmur 35:25

Janganlah berkata dalam hatinya: "Ah, kita telah menghancurkannya! Marilah kita menelannya!"

Harapan di Tengah Penderitaan

Mazmur 35:25 adalah sebuah seruan yang begitu kuat, sebuah ungkapan dari hati yang sedang berjuang, namun tetap berpegang pada harapan. Ayat ini muncul dalam konteks di mana pemazmur sedang mengalami penindasan dan penganiayaan dari musuh-musuhnya. Frasa "Janganlah berkata dalam hatinya: 'Ah, kita telah menghancurkannya! Marilah kita menelannya!'" menggambarkan kegembiraan dan kesombongan para penindas yang merasa kemenangan sudah di tangan, dan mereka siap untuk melenyapkan sepenuhnya siapa pun yang mereka anggap sebagai lawan.

Dalam kehidupan modern, kita mungkin tidak menghadapi ancaman fisik yang sama persis seperti yang dialami oleh pemazmur. Namun, kita semua pernah merasakan situasi di mana kita merasa diremehkan, dijatuhkan, atau bahkan diinjak-injak oleh orang lain. Mungkin itu dalam lingkungan kerja, pertemanan, atau bahkan di dalam keluarga. Perasaan "ditelan" oleh keadaan atau oleh orang lain adalah sesuatu yang sangat nyata. Ketika musuh merasa telah berhasil menghancurkan kita, mereka seringkali menikmati kepuasan diri dan berencana untuk memastikan kehancuran total.

Tetap Teguh

Simbol harapan dan keteguhan di tengah kesulitan.

Namun, Mazmur ini tidak berhenti pada gambaran kesombongan musuh. Bagian dari Mazmur 35 secara keseluruhan mengajarkan kita tentang keadilan ilahi dan perlindungan Tuhan bagi umat-Nya yang setia. Di tengah situasi yang tampak tanpa harapan, pemazmur berseru kepada Tuhan, memohon intervensi-Nya. Ayat 25 ini, meskipun mencatat kata-kata jahat musuh, sebenarnya menjadi fondasi untuk permohonan berikutnya yang menunjukkan keyakinan pada pertolongan Tuhan.

Inti dari pesan ini adalah untuk tidak menyerah pada keputusasaan ketika menghadapi kesulitan. Meskipun musuh mungkin bersukacita atas kejatuhan kita, kita diingatkan bahwa ada otoritas yang lebih tinggi, ada keadilan yang akan ditegakkan. Perkataan "Ah, kita telah menghancurkannya!" mencerminkan kesombongan manusia yang seringkali melupakan bahwa kekuatan sejati berasal dari sumber yang lebih besar.

Bagi kita yang membaca Mazmur 35:25 hari ini, ini adalah panggilan untuk menaruh kepercayaan kita kepada Tuhan, bukan pada kekuatan musuh atau keputusasaan yang mungkin melanda. Ini mengajarkan kita untuk melihat melampaui situasi sesaat dan memegang teguh keyakinan bahwa Tuhan adalah pembela kita. Dalam setiap tantangan, dalam setiap "musuh" yang tampaknya mengancam untuk "menelan" kita, kita dapat menemukan kekuatan dalam doa dan keyakinan bahwa Tuhan akan bertindak.

Ayat ini mendorong kita untuk tetap teguh, tidak meratapi kehancuran yang mungkin dirasakan, tetapi mencari perlindungan dan kekuatan dalam iman. Pengalaman pemazmur mengingatkan kita bahwa meskipun penderitaan itu nyata, pengharapan dan keadilan ilahi selalu ada. Biarlah kata-kata ini menjadi pengingat bahwa dalam situasi tersulit sekalipun, Tuhan melihat, Tuhan mendengar, dan Tuhan akan memberikan jalan keluar.