Mazmur 38:15

"Sebab kepada-Mu, ya TUHAN, aku berharap, Engkaulah yang menjawab, ya TUHAN, Allahku."
Ilustrasi harapan dan ketenangan

Ayat Mazmur 38:15 adalah sebuah pengakuan iman yang mendalam, diucapkan oleh pemazmur dalam keadaan yang penuh penderitaan dan kesulitan. Di tengah badai kehidupan, ketika rasa sakit fisik, mental, atau spiritual melanda, kata-kata ini menjadi jangkar harapan. Frasa "Sebab kepada-Mu, ya TUHAN, aku berharap" menunjukkan bahwa sumber kekuatan dan pemulihan bukanlah pada diri sendiri atau pada kekuatan duniawi, melainkan sepenuhnya terpusat pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini adalah penyerahan diri yang total, sebuah pengakuan bahwa hanya Dialah yang mampu memberikan pertolongan dan jawaban.

Dalam konteks Mazmur 38 secara keseluruhan, kita melihat gambaran seseorang yang sangat menderita, mungkin karena dosa, penyakit, atau musuh. Namun, di tengah kesengsaraan yang luar biasa itu, penekanan pada Tuhan sebagai tempat berharap tidak pernah pudar. Ini mengajarkan kita bahwa bahkan ketika keadaan terasa paling gelap, harapan sejati dapat ditemukan dalam hubungan dengan Tuhan. Kepercayaan ini bukanlah pasif, melainkan sebuah tindakan aktif untuk mengarahkan seluruh hati dan pikiran kepada-Nya.

Kalimat selanjutnya, "Engkaulah yang menjawab, ya TUHAN, Allahku," menegaskan kembali keyakinan pada kedaulatan dan kepedulian Tuhan. Pemazmur tidak hanya berharap, tetapi juga percaya bahwa Tuhannya akan mendengar dan bertindak. Ini adalah keyakinan yang tumbuh dari pengalaman sebelumnya, atau dari pemahaman akan karakter Allah yang setia. Ada rasa kepemilikan yang kuat dalam panggilan "Allahku," menunjukkan hubungan yang intim dan pribadi. Ini bukan sekadar harapan pada Tuhan yang jauh, melainkan pada Tuhan yang dikenalnya secara pribadi sebagai Penolong dan Pelindungnya.

Pesan dalam Mazmur 38:15 sangat relevan bagi kita di masa kini. Setiap orang pasti pernah atau akan mengalami masa-masa sulit, di mana tantangan terasa berat dan jalan keluar tampak samar. Di saat-saat seperti itulah, kita diingatkan untuk tidak tenggelam dalam keputusasaan, melainkan untuk mengarahkan pandangan dan hati kita kepada Tuhan. Berharap kepada-Nya berarti mempercayai rencana-Nya, kekuatan-Nya, dan kasih-Nya, bahkan ketika kita tidak sepenuhnya mengerti. Kepercayaan ini akan memberikan ketenangan di tengah badai, kekuatan untuk bertahan, dan keyakinan bahwa kita tidak pernah sendirian. Ingatlah, dalam setiap situasi, Tuhan adalah jawaban kita.