Mazmur 63:11

Tetapi raja akan bersukacita karena Allah; setiap orang yang bersumpah demi Dia akan memuliakan Dia, karena mulut orang pendusta akan dibungkam.

Ilustrasi sukacita dan kemuliaan yang bersumber dari Tuhan.

Keindahan Sukacita dalam Tuhan

Ayat Mazmur 63:11 berbicara tentang puncak sukacita yang dialami oleh "raja" dan "setiap orang yang bersumpah demi Dia." Konteks awal Mazmur 63 menggambarkan Daud yang merindukan Tuhan di padang gurun, tempat yang tandus dan penuh kebutuhan. Namun, di tengah keterbatasan fisik dan kesulitan, ia menemukan kepuasan rohani yang luar biasa. Ia berkata, "Lebih baik kasih setia-Mu daripada hidup; bibirku akan memuji Engkau." (Mazmur 63:4).

Raja yang dimaksud di sini bisa jadi adalah penguasa yang bijak dan saleh, yang memahami bahwa kekuatannya dan kepemimpinannya datang dari Tuhan. Sukacita yang ia rasakan bukanlah kebahagiaan duniawi yang fana, melainkan kebahagiaan yang mendalam dan kekal yang bersumber dari persekutuan dengan Penciptanya. Ini adalah sukacita yang memberi kekuatan, harapan, dan kepastian, bahkan ketika keadaan duniawi sedang genting.

Kemuliaan yang Bersumber dari Kebenaran

Kalimat "setiap orang yang bersumpah demi Dia akan memuliakan Dia" menunjukkan bahwa orang-orang yang mengakui kedaulatan Tuhan dan menundukkan diri pada kehendak-Nya akan menunjukkan kemuliaan-Nya melalui hidup mereka. Bersumpah demi Tuhan berarti menjadikan Dia sebagai saksi dan landasan dari setiap tindakan dan perkataan. Dalam hal ini, hidup mereka menjadi cerminan kebenaran dan kebaikan Tuhan.

Sebaliknya, ayat ini juga kontras dengan "mulut orang pendusta akan dibungkam." Kebohongan, penipuan, dan kesombongan akan pada akhirnya tidak memiliki tempat di hadapan kebenaran Tuhan. Keberadaan mereka yang tidak sesuai dengan kebenaran ilahi akan terungkap dan dihilangkan, memungkinkan kemuliaan Tuhan untuk bersinar tanpa terhalang. Ini adalah janji tentang keadilan ilahi, di mana kebenaran akan menang dan kepalsuan akan lenyap.

Aplikasi untuk Kehidupan Sehari-hari

Mazmur 63:11 bukanlah sekadar janji bagi para raja atau tokoh besar. Ayat ini memberikan pelajaran yang berharga bagi setiap individu. Dalam kehidupan modern yang seringkali penuh tantangan, stres, dan godaan untuk mencari kepuasan di hal-hal duniawi, kita diingatkan bahwa sumber sukacita dan kemuliaan sejati adalah Tuhan.

Mengakui Tuhan dalam setiap aspek kehidupan, berdoa, bersyukur, dan hidup sesuai dengan firman-Nya adalah cara kita "bersumpah demi Dia" dan memuliakan-Nya. Ketika kita menjadikan Tuhan sebagai pusat hidup kita, kita akan menemukan kekuatan untuk menghadapi kesulitan, kebahagiaan yang tidak bergantung pada keadaan luar, dan kemampuan untuk memancarkan terang-Nya kepada dunia. Mulut kita akan dipenuhi pujian, bukan keluhan, dan hidup kita akan menjadi kesaksian akan kebaikan-Nya. Biarlah sukacita ini mengalir dalam hati kita, memancar keluar dalam setiap perkataan dan perbuatan kita, hingga pada akhirnya, kebohongan dan kepalsuan lenyap, dan hanya kemuliaan Tuhan yang tetap ada.