Harapan di Tengah Serangan Kata-kata
Mazmur 71:11 menggambarkan sebuah situasi yang penuh dengan keputusasaan dan ejekan. Teks ini menyuarakan kata-kata dari musuh-musuh yang menyerang, yang percaya bahwa Allah telah meninggalkan orang yang mereka hadapi. Frasa "Allah telah meninggalkannya" adalah tuduhan yang sangat menyakitkan, terutama bagi seseorang yang hidupnya bergantung pada hubungan dengan Sang Pencipta. Kepercayaan bahwa Tuhan telah berbalik muka adalah pukulan telak bagi semangat dan iman.
Lebih lanjut, ayat ini menambahkan seruan untuk bertindak dari para penyerang: "kejar dan tangkaplah dia". Ini menunjukkan bahwa mereka melihat orang yang terpinggirkan itu sebagai sasaran empuk, tanpa pertahanan dan tanpa harapan. Mereka merasa yakin bahwa "penyelamatnya tidak ada", yang berarti tidak ada kekuatan atau pertolongan yang bisa datang untuknya. Kata-kata ini seperti panah beracun yang dirancang untuk menghancurkan rasa aman dan keyakinan seseorang.
Namun, di sinilah letak keindahan dan kekuatan kitab Mazmur. Seringkali, ayat-ayat seperti ini menjadi pengantar untuk ungkapan iman yang lebih dalam. Meskipun dihadapkan pada serangan verbal dan keyakinan akan kejatuhannya, penulis Mazmur seringkali memindahkan fokusnya kepada kesetiaan Allah yang tak tergoyahkan. Kepercayaan pada pertolongan Tuhan, meskipun tidak terlihat oleh musuh, menjadi jangkar bagi jiwa yang diguncang.
Ayat ini mengajarkan kita untuk tidak hanya mendengar dan merasakan kepahitan dari perkataan musuh, tetapi juga untuk mencari sumber kekuatan yang sejati. Dalam situasi di mana orang lain meragukan kehadiran dan pertolongan Tuhan dalam hidup kita, kita dipanggil untuk menguatkan iman kita. Keberadaan kita di dunia ini seringkali dihadapkan pada tantangan, kesulitan, dan bahkan cibiran. Orang-orang mungkin melihat kita sebagai orang yang sedang berjuang, seolah-olah kita sendirian dalam pertempuran.
Penting untuk diingat bahwa pandangan duniawi seringkali terbatas. Apa yang tampak sebagai kelemahan atau ditinggalkan oleh manusia, di hadapan Tuhan bisa jadi adalah sebuah proses pendewasaan atau ujian iman yang lebih besar. Mazmur 71:11 mengingatkan kita bahwa di tengah suara-suara keraguan dan ketakutan, ada **suara kebenaran** yang lebih kuat. Suara itu adalah janji Allah yang akan selalu menyertai umat-Nya.
Oleh karena itu, ketika kita menghadapi situasi di mana orang lain percaya bahwa kita telah "ditinggalkan", kita dapat bersandar pada janji Tuhan. Kita dapat menegaskan kembali dalam hati kita bahwa Dia adalah penyelamat kita, sumber kekuatan kita yang tidak pernah padam. Serangan verbal dan keraguan orang lain tidak boleh memadamkan api iman yang menyala dalam diri kita. Sebaliknya, situasi seperti ini bisa menjadi momen untuk semakin memperdalam kepercayaan kita kepada-Nya, mengetahui bahwa Dia adalah perlindungan dan pertolongan yang tidak akan pernah meninggalkan kita.