Engkaulah yang membelah Laut Merah dengan kekuatan-Mu, dan yang meremukkan kepala dari binatang-binatang laut.
Ayat Mazmur 74:13 mengingatkan kita pada salah satu peristiwa paling monumental dalam sejarah umat pilihan Allah: keluarnya bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Peristiwa ini bukan hanya sekadar perpindahan geografis, melainkan manifestasi nyata dari kuasa dan kedaulatan Allah atas alam semesta, termasuk kekuatan alam yang paling dahsyat sekalipun. Kata-kata "Engkaulah yang membelah Laut Merah dengan kekuatan-Mu" membangkitkan gambaran yang luar biasa. Allah, dalam kedaulatan-Nya, bertindak tidak hanya terhadap bangsa manusia, tetapi juga terhadap elemen-elemen alam yang seringkali dianggap tak terkalahkan oleh manusia. Laut Merah yang membentang luas, dengan arusnya yang kuat, terpaksa memberi jalan bagi umat Allah untuk melintas dengan aman.
Pembelahan laut ini bukan hanya tindakan fisik, melainkan simbol pembebasan yang luar biasa. Ini adalah tanda bahwa tidak ada kekuatan di bumi atau di bawah bumi yang dapat menandingi kekuatan Sang Pencipta. Bagi bangsa Israel yang ketakutan, terdesak oleh pasukan Mesir yang mengejar di belakang mereka, pemandangan laut yang terbelah menjadi dinding air di kanan dan kiri mereka pastilah merupakan pengalaman yang mengguncangkan iman dan menggugah kekaguman. Ini adalah bukti bahwa Allah mereka adalah Allah yang hidup, yang sanggup melakukan hal-hal yang mustahil bagi manusia.
Bagian kedua dari ayat ini, "dan yang meremukkan kepala dari binatang-binatang laut," menambah dimensi lain pada pemahaman kita tentang keperkasaan Allah. Dalam konteks kuno, "binatang-binatang laut" sering kali diasosiasikan dengan kekuatan-kekuatan kekacauan, kejahatan, dan musuh-musuh Allah. Ayat ini dapat diinterpretasikan sebagai kemenangan Allah tidak hanya atas musuh fisik, seperti tentara Mesir yang tenggelam di Laut Merah, tetapi juga atas kuasa-kuasa spiritual dan kejahatan yang mengancam ciptaan-Nya. Allah tidak hanya mengendalikan alam, tetapi juga menegaskan kedaulatan-Nya atas setiap kekuatan yang berlawanan dengan kehendak-Nya.
Bagi kita saat ini, ayat ini menjadi sumber penghiburan dan kekuatan. Di tengah tantangan hidup yang seringkali terasa seperti tembok besar yang menghalangi, atau musuh-musuh yang mengintai, kita diingatkan bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang sama yang telah menunjukkan keperkasaan-Nya di masa lalu. Dia memiliki kuasa untuk membelah masalah-masalah kita, membuka jalan yang tampaknya tertutup, dan mengalahkan musuh-musuh kita, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Kepercayaan kepada-Nya berarti bersandar pada kekuatan-Nya yang tak terbatas, bukan pada kekuatan kita sendiri yang terbatas. Ini adalah undangan untuk mempercayakan segala kekhawatiran dan perjuangan kita kepada-Nya, dengan keyakinan bahwa Dia adalah Penguasa segalanya.
Renungkanlah betapa besar kasih dan kuasa Allah yang telah dinyatakan. Dia bukan hanya menciptakan alam semesta, tetapi juga secara aktif bertindak di dalamnya untuk melindungi dan membebaskan umat-Nya. Kisah Laut Merah dan "binatang-binatang laut" yang dikalahkan adalah pengingat abadi akan keilahian-Nya.
Untuk pemahaman lebih lanjut tentang konteks historis dan teologis dari Mazmur 74, Anda dapat membaca Mazmur pasal 74.