Obaja 1:8

"Bukankah pada hari itu, firman TUHAN, Aku akan membinasakan orang-orang berhikmat dari Edom dan orang-orang yang mengerti dari pegunungan Esau?"

Kitab Obaja, meskipun singkat, menyimpan pesan kenabian yang kuat dan relevan. Ayat pertama pasal delapan (Obaja 1:8) menyoroti ketidakberdayaan hikmat manusia dan kekuatan ilahi yang tak tertandingi ketika berhadapan dengan penghakiman Tuhan. Nubuat ini ditujukan kepada bangsa Edom, keturunan Esau, yang seringkali digambarkan sebagai musuh Israel. Tuhan menyatakan melalui Obaja bahwa pada hari penghakiman-Nya, bahkan orang-orang yang paling berhikmat dan berpengetahuan dari Edom akan lenyap dan tidak berdaya.

Penting untuk memahami konteks dari nubuat ini. Bangsa Edom, yang mendiami pegunungan Esau, dikenal dengan kecakapan mereka dalam strategi militer dan pengetahuan mereka tentang medan yang sulit. Mereka memiliki sistem pemerintahan dan kemampuan untuk mempertahankan diri. Namun, ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa semua keunggulan ini akan menjadi sia-sia di hadapan kekuasaan Tuhan. Hikmat duniawi, kekuatan militer, atau kepintaran strategi tidak memiliki nilai di hadapan kedaulatan ilahi. Ini adalah pengingat bahwa kemuliaan manusia dan kebijaksanaan duniawi pada akhirnya akan dihakimi dan dikalahkan oleh keadilan Tuhan.

Merenungkan Obaja 1:8 mengajarkan kita tentang keterbatasan hikmat manusia. Seringkali, kita mengandalkan kecerdasan, pengalaman, dan rencana kita sendiri untuk mengatasi masalah. Kita membanggakan pengetahuan yang kita miliki dan merasa aman dalam kemampuan kita untuk memecahkan segala sesuatu. Namun, Kitab Obaja mengingatkan kita bahwa ada kekuatan yang lebih besar dan lebih berdaulat daripada apapun yang dapat dicapai oleh manusia. Kedaulatan Tuhan mencakup segala aspek kehidupan, termasuk kebijaksanaan dan pengetahuan.

Nubuat ini juga berbicara tentang penghakiman Tuhan. Tuhan adalah Hakim yang adil, dan Dia tidak akan membiarkan kejahatan dan kesombongan berlalu begitu saja. Bangsa Edom, karena kesombongan mereka, kebencian mereka terhadap Israel, dan ketidakpedulian mereka terhadap penderitaan sesama, akan menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka. Kehancuran hikmat mereka adalah simbol dari kehancuran total yang akan menimpa mereka. Ini adalah peringatan bagi setiap individu dan bangsa untuk tidak bersandar pada kekuatan sendiri dan untuk tunduk pada kehendak Tuhan.

Dalam menghadapi ketidakpastian hidup, kita diingatkan untuk tidak hanya mengandalkan hikmat kita sendiri, tetapi untuk mencari hikmat dari Tuhan. Ketergantungan pada kekuatan ilahi, pengakuan atas kedaulatan-Nya, dan kepatuhan pada firman-Nya adalah fondasi yang kokoh. Obaja 1:8, meskipun merupakan pesan penghakiman bagi bangsa Edom, juga merupakan panggilan bagi kita untuk merendahkan hati di hadapan Tuhan, mengakui keterbatasan kita, dan mencari perlindungan serta arahan dari sumber kebijaksanaan yang sejati. Kebijaksanaan yang datang dari Tuhan adalah hikmat yang abadi dan tidak akan pernah lenyap.