"Aku berseru kepada Allah dengan suaraku, ya Allah, aku berseru kepada-Mu, dan pada waktu kesesakanku, Engkau mendengarkan."
Mazmur 77:1 adalah sebuah pernyataan iman yang luar biasa. Di tengah badai kehidupan, ketika kesesakan melanda dan kegelapan terasa menyelubungi, sang pemazmur memilih untuk tidak tenggelam dalam keputusasaan. Sebaliknya, ia mengangkat suaranya, berseru kepada Allah. Ini bukanlah teriakan putus asa semata, melainkan sebuah tindakan iman yang menunjukkan kepercayaan pada kebesaran dan kuasa Tuhan, bahkan ketika situasi terasa begitu berat.
Ayat ini mengingatkan kita bahwa dalam setiap kesulitan, selalu ada jalan untuk berseru kepada Tuhan. Suara kita mungkin terdengar lemah di telinga sendiri, namun di hadapan Sang Pencipta, setiap seruan doa memiliki makna dan kekuatan. Pengalaman sang pemazmur sendiri yang menyatakan "Engkau mendengarkan" adalah janji yang menghibur. Tuhan tidak tuli terhadap tangisan anak-anak-Nya. Di saat-saat tergelap, ketika segala harapan di dunia terasa sirna, kita memiliki sumber pertolongan yang tak terbatas dalam doa.
Banyak orang percaya pernah mengalami masa-masa seperti yang digambarkan dalam Mazmur 77:1. Masa-masa ketika masalah seolah menumpuk, kesehatan menurun, hubungan retak, atau masa depan terlihat suram. Dalam kondisi seperti itu, godaan untuk menyerah dan melupakan Tuhan sangatlah besar. Namun, Firman Tuhan melalui pemazmur ini menantang kita untuk berani berseru. Mengapa berseru? Karena kesesakan seringkali membuat kita merasa sendiri, terisolasi, dan tak berdaya. Berseru kepada Allah adalah tindakan mengalihkan pandangan dari keterbatasan diri kepada kebesaran-Nya.
Kunci dari ayat ini terletak pada kata "mendengarkan". Tuhan tidak hanya mendengar, tetapi juga merespons. Respon-Nya mungkin tidak selalu sesuai dengan apa yang kita harapkan atau bayangkan, namun Dia selalu hadir dan bekerja dalam kehidupan kita. Mendengarkan dalam konteks ilahi berarti memperhatikan, peduli, dan bertindak. Ini adalah pengingat bahwa kita tidak pernah benar-benar sendirian dalam perjuangan kita.
Setiap kali kita merasa tertekan, ingatlah Mazmur 77:1. Gunakan suara Anda, baik dalam hati maupun diucapkan, untuk berseru kepada Tuhan. Percayalah bahwa Dia mendengarkan. Tindakan berseru ini adalah langkah awal untuk menemukan kembali harapan, kekuatan, dan kedamaian yang hanya dapat diberikan oleh Tuhan. Ini adalah fondasi dari iman yang teguh, yang melihat melampaui kesulitan saat ini dan berpegang pada janji-janji-Nya yang kekal. Biarlah ayat ini menjadi sumber inspirasi dan dorongan bagi kita semua untuk terus mendekatkan diri kepada-Nya, terutama di saat-saat yang paling membutuhkan.