Mazmur 78:19

"Lalu mereka berkata-kata melawan Allah, katanya: "Sanggupkah Allah menyediakan hidangan di padang gurun?"

Tantangan Iman di Tengah Keterbatasan

Mazmur 78:19 mencatat sebuah momen krusial dalam sejarah bangsa Israel. Setelah keluar dari perbudakan di Mesir, perjalanan mereka menuju Tanah Perjanjian tidaklah mudah. Mereka dihadapkan pada padang gurun yang tandus, sebuah lingkungan yang seharusnya mustahil untuk mendukung kehidupan. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian dan keterbatasan ini, muncul keraguan yang terucap, "Sanggupkah Allah menyediakan hidangan di padang gurun?" Pertanyaan ini bukan sekadar ungkapan ketidakpercayaan, melainkan sebuah tantangan langsung terhadap kuasa dan kesetiaan Allah yang telah mereka alami sebelumnya.

Situasi ini mencerminkan realitas yang seringkali dihadapi oleh manusia. Ketika kita berada di tengah "padang gurun" kehidupan—saat menghadapi kesulitan finansial, masalah kesehatan, kegagalan karier, atau kehilangan orang terkasih—seringkali muncul pertanyaan yang sama: apakah Tuhan masih peduli? Apakah Dia sanggup menolong kita keluar dari situasi sulit ini? Keraguan itu wajar, namun Alkitab mengingatkan kita untuk tidak membiarkannya berakar dan bertumbuh menjadi ketidakpercayaan.

Allah Selalu Menyediakan

Bagian selanjutnya dari Mazmur 78 mengungkapkan jawaban Allah atas keraguan mereka. Allah tidak hanya menyediakan, tetapi Dia menyediakan dengan limpah dan luar biasa. Dia menurunkan "roti dari langit" (Manna) dan "daging dari laut" (burung puyuh). Ini adalah bukti nyata bahwa Allah memiliki kuasa untuk menyediakan kebutuhan umat-Nya, bahkan di tempat yang paling tidak memungkinkan. Ketersediaan ini bukan hanya tentang makanan fisik, tetapi juga simbol dari pemeliharaan rohani dan perlindungan ilahi.

Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi umat Israel dan juga bagi kita. Ketika kita bertanya, "Sanggupkah Allah?", jawaban dari sejarah adalah YA yang tegas. Allah sanggup melakukan hal-hal yang melampaui pemahaman dan kapasitas kita. Dia tidak terbatas oleh keadaan eksternal. Dia berdaulat atas segala sesuatu. Tantangan iman di padang gurun bukanlah tentang kekuatan kita untuk percaya, tetapi tentang mengingat dan mempercayai kesetiaan Allah yang tidak pernah berubah.

Mengimani Mazmur 78:19 berarti kita diajak untuk tidak terperangkap dalam keraguan saat menghadapi kesulitan. Sebaliknya, kita dipanggil untuk merenungkan sejarah kesetiaan-Nya di masa lalu. Sejarah bangsa Israel adalah bukti bahwa Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Dia menyediakan di saat-saat tergelap, menuntun di jalan yang tidak pasti, dan memelihara di tengah kelimpahan dan kekurangan. Ketika kita menghadapi padang gurun kehidupan kita sendiri, mari kita mengingat janji-Nya dan keyakinan bahwa Dia selalu sanggup menyediakan, baik secara materi maupun spiritual, untuk membawa kita melewati setiap tantangan. Biarlah iman kita bertumbuh, bukan karena keadaan membaik, tetapi karena kita semakin mengenal kebesaran dan kasih setia Allah.