Mazmur 78:34 menyajikan sebuah perspektif yang mendalam mengenai respons manusia terhadap ujian dan penderitaan, terutama dalam konteks hubungan dengan Tuhan. Ayat ini tidak hanya mencatat sebuah peristiwa sejarah, tetapi juga mengungkapkan sebuah pola perilaku manusia yang seringkali berulang: baru mencari Tuhan ketika menghadapi kesulitan.
Konteks mazmur ini adalah peringatan kepada generasi selanjutnya tentang kegagalan nenek moyang mereka untuk setia kepada Tuhan. Nenek moyang Israel seringkali melupakan kebaikan dan kuasa Allah yang telah menyelamatkan mereka dari perbudakan di Mesir dan membawa mereka ke Tanah Perjanjian. Sebaliknya, ketika mereka menghadapi tantangan, kesulitan, atau bahkan hukuman dari Tuhan, barulah mereka teringat akan janji dan pertolongan-Nya.
Frasa "Tatkala Ia memukul mereka" merujuk pada tindakan koreksi atau hukuman ilahi. Ini bukan hukuman tanpa alasan, melainkan sebuah cara bagi Tuhan untuk menarik perhatian umat-Nya kembali kepada-Nya, terutama ketika mereka telah menyimpang dari jalan-Nya. Pemukulan ini bisa diartikan sebagai kesulitan, bencana, peperangan, atau penyakit yang menimpa mereka. Dalam situasi genting inilah, kesadaran akan ketidakberdayaan manusia seringkali muncul.
Kemudian, ayat ini melanjutkan dengan respons mereka: "mereka mencari Dia, dan bertobat dengan sungguh-sungguh kepada Allah." Ini adalah momen kesadaran dan pengakuan akan ketergantungan pada Tuhan. Pencarian ini bukan sekadar pencarian ritualistik, melainkan pencarian hati yang tulus. "Bertobat dengan sungguh-sungguh" menekankan penyesalan yang mendalam atas kesalahan mereka dan keinginan untuk berbalik arah, meninggalkan dosa, dan kembali kepada ketaatan kepada Tuhan. Ini adalah manifestasi dari penyerahan diri ketika segala upaya manusia telah gagal.
Penting untuk dicatat bahwa ayat ini tidak memuji kemalangan, melainkan menyoroti bahwa bahkan dalam penderitaan, ada potensi untuk transformasi spiritual. Namun, idealnya, hubungan dengan Tuhan seharusnya tidak hanya bergantung pada saat-saat krisis. Mazmur ini menjadi pengingat agar kita tidak hanya mengingat Tuhan saat susah, tetapi senantiasa mensyukuri kebaikan-Nya, mengakui kuasa-Nya dalam setiap aspek kehidupan, dan hidup dalam ketaatan yang konsisten, bukan hanya ketika terdesak.
Pelajarannya bagi kita hari ini adalah bahwa Tuhan seringkali menggunakan berbagai cara untuk menarik kita kembali kepada-Nya. Mungkin melalui teguran lembut, melalui kesulitan yang menguji iman, atau melalui momen refleksi diri. Mazmur 78:34 mengajak kita untuk merenungkan pola respons kita sendiri. Apakah kita cenderung mencari Tuhan hanya ketika badai menerjang, ataukah kita membangun hubungan yang kuat dengan-Nya setiap hari, sehingga kita tidak pernah benar-benar jauh dari kasih dan tuntunan-Nya? Pertobatan yang sungguh-sungguh adalah kunci untuk pemulihan dan kedekatan kembali dengan Tuhan, sebuah pelajaran berharga yang diulang-ulang sepanjang sejarah umat manusia.