Mazmur 78:42 - Ingat Perbuatan Besar Allah

"Mereka lupa segala perbuatan-Mu, dan perbuatan ajaib yang telah Kaubuktikan kepada mereka."
Kisah-kisah Keajaiban Untuk Selalu Diingat

Ilustrasi: Kisah-kisah Keajaiban untuk Selalu Diingat

Ayat ini dari Kitab Mazmur, bagian dari Perjanjian Lama dalam Alkitab, mengingatkan kita akan sebuah realitas fundamental dalam kehidupan manusia: kecenderungan untuk lupa. Khususnya, ayat ini menyoroti lupa akan perbuatan-perbuatan besar dan ajaib yang telah dilakukan oleh Allah bagi umat-Nya.

Dalam konteks Mazmur 78, penulis sedang merefleksikan sejarah bangsa Israel. Ia memaparkan kisah-kisah tentang bagaimana Allah secara konsisten menunjukkan kuasa dan kasih-Nya melalui berbagai tanda dan mukjizat. Mulai dari pembebasan dari perbudakan di Mesir, penyeberangan Laut Merah, hingga penyediaan makanan dan air di padang gurun. Semua ini adalah bukti nyata dari kesetiaan dan campur tangan ilahi dalam kehidupan mereka.

Namun, Mazmur ini juga mencatat bahwa, meskipun dihadapkan pada begitu banyak bukti, bangsa Israel berulang kali jatuh ke dalam dosa ketidakpercayaan dan pemberontakan. Salah satu akar masalahnya adalah kelalaian mereka untuk mengingat. Mereka membiarkan pengalaman-pengalaman luar biasa itu memudar dari ingatan, sehingga membuat mereka rentan untuk kembali ke pola pikir dan tindakan yang tidak berkenan kepada Allah.

Mengapa penting untuk mengingat perbuatan besar Allah? Pertama, itu memperkuat iman kita. Ketika kita mengingat bagaimana Allah telah bertindak di masa lalu, baik dalam sejarah umat-Nya maupun dalam pengalaman pribadi kita, itu membangun keyakinan bahwa Dia tetap setia dan berkuasa untuk bertindak hari ini dan di masa depan. Ingatan akan pertolongan-Nya di masa sulit menjadi jangkar bagi jiwa kita di tengah badai kehidupan.

Kedua, mengingat perbuatan Allah adalah bentuk rasa syukur. Ketika kita menyadari kedalaman kebaikan dan kasih karunia-Nya, hati kita akan tergerak untuk bersyukur. Rasa syukur ini bukan hanya sekadar ucapan, tetapi sebuah sikap hidup yang menghargai segala pemberian-Nya dan menolak untuk menganggap remeh keajaiban-keajaiban-Nya.

Ketiga, ingatan ini menjadi pengingat akan identitas kita. Kisah-kisah Allah membentuk siapa kita sebagai umat-Nya. Mengingat bagaimana Dia memilih, menebus, dan memimpin kita memberikan makna pada keberadaan kita dan menuntun kita pada jalan hidup yang benar.

Dalam dunia yang serba cepat dan seringkali penuh dengan gangguan, menjaga ingatan akan perbuatan Allah menjadi sebuah tantangan. Namun, melalui pembacaan Firman Tuhan, persekutuan dengan sesama orang percaya, dan momen-momen refleksi pribadi, kita dapat memperkuat ingatan itu. Jangan biarkan perbuatan ajaib-Nya berlalu begitu saja tanpa disadari. Mari kita hidup dengan kesadaran yang mendalam akan karya-Nya, sehingga iman kita terus bertumbuh dan hati kita selalu dipenuhi rasa syukur.