Kisah Rasul 18:4

"Setiap hari Sabat ia berunding di rumah ibadat dan berusaha menarik orang Yahudi dan orang Yunani."
Ilustrasi Paulus berdiskusi dengan sekelompok orang di bawah langit cerah Di bawah langit cerah Korintus

Ayat Kisah Para Rasul 18:4 menggambarkan momen penting dalam pelayanan Rasul Paulus di kota Korintus. Kota ini, yang terkenal sebagai pusat perdagangan dan budaya di Yunani kuno, juga merupakan tempat yang penuh dengan keragaman pemikiran dan kepercayaan.

Paulus, yang dikenal sebagai misionaris gigih, tidak pernah berhenti untuk menyebarkan Kabar Baik. Di Korintus, strateginya adalah mengunjungi rumah-rumah ibadat Yahudi setiap hari Sabat. Ini menunjukkan rasa hormatnya terhadap tradisi dan upaya untuk menjangkau komunitas Yahudi terlebih dahulu, yang sering kali menjadi titik awal penyebaran Injil di berbagai kota. Ia tidak hanya sekadar hadir, tetapi ia berunding, sebuah kata yang menyiratkan diskusi mendalam, debat, dan penjelasan tentang ajaran Kristen.

Target utamanya, seperti yang disebutkan, adalah menarik orang Yahudi dan orang Yunani. Ini adalah pendekatan yang inklusif. Ia memahami bahwa pesan Injil bukanlah untuk satu kelompok etnis atau budaya saja, melainkan untuk semua orang. Orang Yahudi sudah memiliki fondasi pemahaman tentang Kitab Suci Perjanjian Lama, yang sering kali menjadi dasar argumen Paulus. Sementara itu, orang Yunani, dengan latar belakang filsafat dan agama mereka yang beragam, juga menjadi sasaran. Paulus berusaha menjembatani perbedaan budaya dan kepercayaan, menjelaskan bagaimana Yesus Kristus adalah pemenuhan dari nubuat-nubuat dan bagaimana iman kepada-Nya menawarkan jawaban atas kerinduan spiritual terdalam mereka.

Pelayanan Paulus di Korintus bukanlah tanpa tantangan. Kota ini memiliki reputasi yang kompleks, dengan berbagai macam pengaruh moral dan spiritual. Namun, semangat Paulus tetap teguh. Tindakannya di rumah ibadat setiap hari Sabat adalah bukti komitmennya yang konsisten. Ia percaya pada kekuatan firman Tuhan dan kemampuannya untuk mengubah hati. Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya ketekunan dalam memberitakan kebenaran, serta keberanian untuk berbicara kepada berbagai macam orang, tanpa pandang bulu.

Penting untuk diingat bahwa pelayanan Paulus di Korintus kemudian berkembang lebih jauh dari sekadar berunding di rumah ibadat. Ia juga bergaul dengan orang-orang di tempat lain, bahkan mendirikan gereja yang kuat di sana. Namun, ayat Kisah Para Rasul 18:4 memberikan gambaran awal yang kuat tentang metode dan dedikasinya. Ini adalah inti dari strateginya: menemui orang-orang di tempat mereka berada dan memulai percakapan tentang iman.

Kisah ini terus menginspirasi banyak orang hingga hari ini. Bagaimana kita, dalam konteks kehidupan modern yang serba cepat, dapat menerapkan prinsip yang sama? Yaitu dengan secara aktif dan berani berbicara tentang iman kita, baik melalui diskusi, perbuatan kasih, maupun dengan hidup sesuai dengan ajaran Kristus, kepada semua orang yang kita jumpai. Teruslah belajar, dan jangan pernah takut untuk membagikan harapan yang ada dalam dirimu, sebagaimana Paulus lakukan di tengah hiruk pikuk kota Korintus.