Mazmur 78:66

"Ia mendatangkan musuh yang mengalahkan mereka, dan mereka yang membenci mereka menguasai mereka."

Kalah Kuasai

Ilustrasi simbolis tentang kekalahan dan penguasaan.

Mazmur 78:66 menyajikan sebuah gambaran yang kuat tentang konsekuensi dari ketidaktaatan dan penolakan terhadap peringatan Tuhan. Ayat ini, yang merupakan bagian dari nyanyian pengajaran yang panjang, mengingatkan umat Israel tentang sejarah kegagalan mereka untuk setia kepada Allah, dan bagaimana hal itu membawa mereka pada kehancuran dan kekalahan. Inti dari ayat ini adalah pengakuan bahwa ketika umat manusia berpaling dari jalan kebenaran dan hikmat yang ditawarkan oleh Sang Pencipta, mereka membuka diri terhadap kekuatan-kekuatan yang merusak, baik dari dalam maupun dari luar.

Kata "mendatangkan musuh yang mengalahkan mereka" bukanlah sekadar deskripsi historis semata, tetapi juga sebuah metafora yang mendalam. Musuh di sini dapat diartikan sebagai kekuatan eksternal yang datang untuk menghukum dan menaklukkan, yang seringkali merupakan cerminan dari perpecahan dan kelemahan internal yang telah menggerogoti umat tersebut. Kejatuhan seringkali berasal dari dalam. Ketika hati umat Tuhan menjadi keras dan mereka menolak untuk mendengarkan suara-Nya, mereka menjadi rentan terhadap serangan. Sebaliknya, "mereka yang membenci mereka menguasai mereka" menunjukkan sebuah realitas yang menyakitkan: ketika seseorang atau sebuah bangsa menolak kasih dan kebaikan, mereka akan menemukan diri mereka dikuasai oleh kebencian dan permusuhan. Kebencian, baik yang ditujukan kepada Tuhan maupun sesama, selalu membawa penindasan dan kehilangan kebebasan.

Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan tentang pentingnya kebijaksanaan ilahi dalam kehidupan kita. Kebijaksanaan yang berasal dari Tuhan bukanlah sekadar pengetahuan akademis, tetapi sebuah pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip kebenaran, keadilan, dan kasih yang membimbing kita untuk hidup harmonis dengan diri sendiri, sesama, dan Sang Pencipta. Penolakan terhadap kebijaksanaan ini, seperti yang digambarkan dalam Mazmur 78, berujung pada kekacauan dan ketidakberdayaan.

Dalam konteks yang lebih luas, Mazmur 78:66 mengajarkan kita bahwa kedaulatan Tuhan melampaui segala kekuatan dunia. Meskipun umat-Nya mungkin jatuh dan dikalahkan, itu tidak berarti Tuhan telah meninggalkan mereka. Sebaliknya, seringkali itu adalah bagian dari proses disiplin ilahi untuk membawa mereka kembali kepada-Nya. Ayat ini merupakan pengingat yang kuat untuk senantiasa mencari dan taat pada kehendak Tuhan, karena di dalam ketaatan itulah kita menemukan kekuatan sejati, kedamaian, dan perlindungan dari segala macam bentuk kekalahan dan penguasaan yang merusak. Kebijaksanaan ilahi adalah kunci untuk membangun kehidupan yang kokoh dan bermakna, yang tidak mudah goyah oleh badai kehidupan.