Ayat Mazmur 81:14 adalah sebuah seruan yang penuh kerinduan dan harapan dari Sang Pencipta kepada umat-Nya, Israel. Ayat ini bukan sekadar sebuah perintah, melainkan sebuah ungkapan keinginan tulus agar umat pilihan-Nya mau membuka telinga hati mereka dan berjalan sesuai dengan jalan kebenaran yang telah ditetapkan. Inti dari ayat ini adalah sebuah ajakan untuk ketaatan yang lahir dari hati yang mendengarkan.
Ungkapan "Sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku" menekankan pentingnya perhatian dan respon. Mendengarkan dalam konteks spiritual bukanlah sekadar mendengar suara, tetapi lebih kepada kesediaan untuk memahami, merenungkan, dan kemudian bertindak sesuai dengan apa yang telah didengarkan. Tuhan tidak meminta sesuatu yang sulit atau mustahil. Ia hanya menginginkan umat-Nya untuk membuka diri terhadap tuntunan ilahi. Ketika hati umat tertutup karena kesombongan, ketidakpedulian, atau kesibukan duniawi, maka suara Tuhan pun akan sulit untuk didengar dan dipahami.
Bagian kedua dari ayat ini, "sekiranya Israel mau berjalan di jalan-Ku!", melengkapi makna pendengaran yang tulus. Pendengaran tanpa tindakan akan menjadi sia-sia. Tuhan menghendaki agar umat-Nya tidak hanya mengetahui jalan-Nya, tetapi juga secara aktif melangkah di atasnya. Jalan Tuhan adalah jalan kebenaran, keadilan, kasih, dan kesetiaan. Berjalan di jalan-Nya berarti menata hidup sesuai dengan prinsip-prinsip firman-Nya, meninggalkan segala sesuatu yang menjauhkan dari hadirat-Nya, dan terus menerus mengarahkan langkah pada tujuan yang dikehendaki-Nya.
Seruan ini juga menyiratkan adanya potensi bagi umat untuk tidak mendengarkan atau tidak berjalan di jalan Tuhan. Sejarah Israel penuh dengan kisah tentang keberpalingan mereka dari Tuhan, yang seringkali berujung pada konsekuensi yang menyakitkan. Namun, di tengah segala ketidaktaatan itu, Tuhan tetap membuka pintu pengampunan dan pemulihan bagi mereka yang mau kembali dan mendengarkan kembali. Mazmur 81:14 adalah pengingat abadi bahwa hubungan yang sehat dengan Tuhan dibangun di atas dasar pendengaran yang setia dan ketaatan yang tulus.
Bagi kita di zaman modern, ayat ini tetap relevan. Di tengah hiruk pikuk informasi dan berbagai suara yang berlomba menarik perhatian, sangatlah penting untuk belajar membedakan dan memprioritaskan suara Tuhan. Apakah kita benar-benar mendengarkan-Nya dalam doa, perenungan firman, atau melalui tuntunan Roh Kudus? Dan setelah mendengar, apakah kita bersedia untuk mengoreksi arah langkah kita agar selaras dengan kehendak-Nya? Semoga ayat Mazmur 81:14 menjadi motivasi bagi kita semua untuk senantiasa membuka telinga hati dan mengarahkan setiap langkah kehidupan di jalan-Nya yang mulia.